Dolar AS ingin menunjukkan siapa pemimpinnya dengan memperoleh kembali posisi dominan seperti sebelumnya. Upayanya untuk menguat cukup berhasil, tapi euro tidak menyerah dan mencoba untuk menggeser mata uang utama itu.
Banyak analis percaya bahwa pertumbuhan lanjutan dolar AS akan membutuhkan dorongan dari the Fed, khususnya tindakannya yang ditujukan untuk menormalisasi kebijakan moneter dan mengendalikan inflasi. Menurut perhitungan awal, "dominasi" USD akan berlangsung dalam 3-6 bulan. Reuters percaya bahwa perubahan fundamental dalam ekspektasi pasar sehubungan dengan kenaikan suku bunga the Fed diperlukan untuk memberikan mata uang AS kenaikan pesat.
Sebagian pakar mengakui bahwa pengetatan kebijakan moneter the Fed akan sedikit mengubah situasi. Namun, mereka juga percaya bahwa regulator itu terlambat dalam mengetatakn kebijakan moneter dan rangkaian kenaikan suku bunga tidak akan memberikan hasil yang diinginkan. Para pakar bertanya-tanya apakah the Fed akan menghentikan spiral inflasi dan tiba pada kesimpulan bahwa sangat sulit untuk melakukan ini. Regulator itu harus menjaga ekspektasi pasar yang stabil tanpa memicu resesi. The Fed saat ini bersikap tidak tegas, yang dapat tumbang setiap saat dan menarik dolar AS bersamanya.
Penguatan relatif dolar AS didorong oleh penurunan sentimen mengambil risiko di bursa-bursa dunia. Dalam situasi ini, pasangan EUR/USD naik ke level penting psikologis 1,1300 namun setelahnya memperlambat pergerakan ini. Pada Kamis pagi, pasangan ini naik kembali ke level bulan. Dalam rencana jangka pendek, para pakar mengharapkan EUR/USD akan menembus melalui level 1,1340, yaitu, batas atas kisaran yang lebar di 1,1200 - 1,1350.
Para analis mengatakan bahwa trader akan melihat kemungkinan penurunan kuat dalam USD dan mengembangkan strategi untuk menghadapi situasi ini. Menurut perhitungan saat ini, selama EUR/USD di bawah level 1,1500, mata uang AS tetap valid. Menurut para pakar, pasangan ini akan mencapai level ini pada akhir Februari. Tapi jika skenario ini langsung diterapkan, pasangan EUR/USD akan naik ke 1,1500 pada akhir pekan ini. Perkembangan peristiwa seperti ini akan mengoreksi 100% penurunan EUR/USD yang tercatat pada paruh kedua bulan Januari. Terkait hal ini, EUR/USD akan stabil di kisaran 1,1350-1,1500 dalam beberapa pekan mendatang.
Seperti mata uang dolar, euro mencoba untuk merebut dominasi sebelum rapat ECB. Euro naik selama tiga hari beruntun pada hari Kamis, menembus titik terendah 20 bulan. Alasan untuk ini adalah inflasi di luar skala di zona euro, yang penguatannya berkontribusi pada ekspektasi kenaikan suku bunga lebih awal dari ECB. Pada akhir Januari 2022, harga konsumen UE melambung 5,1% tahun ke tahun. Menurut perhitungan Eurostat, ini adalah angka yang mencetak rekor dalam sejarah, lebih dari dua kali lipat target 2%. Dapat diingat bahwa pada Desember 2021, tingkat inflasi di zona euro juga sangat tinggi (5%). Pada bulan Januari, biaya energi di UE melonjak sebanyak 28,6% dari 25,9% pada bulan Desember. Produksi industri juga naik 2,3%.
Pada akhir pekan ini, euro menguat 0,45% melawan dolar AS dan mnecapai level tertinggi 9 hari. Alasan untuk ini adalah probabilitas tinggi pengetatan kebijakan moneter yang lebih cepat oleh regulator ECB setelah rapat hari ini. Menurut pelaku pasar, inflasi tinggi yang konsisten akan memaksa ECB menaikkan suku bunga beberapa kali. Para pakar mengharapkan setidaknya dua kali kenaikan pada 2022.
Menurut ahli strategi mata uang di Scotiabank, jika ECB tetap setia pada prinsipnya dan tidak menaikkan suku bunga sepanjang tahun, ini akan memperlambat euro. Saat ini, mata uang AS dan Eropa berada dalam mode menunggu. Pasangan EUR/USD aktif mencari jalan keluar dan di sepanjang jalan, mereka semakin memperkuat posisinya, dengan menggunakan perolehan terkini sebagai alasan untuk terus naik.