Pound mengumpulkan kekuatan untuk terobosan selanjutnya, yang terjadi setelah hasil dari rapat Bank of England mengenai suku bunga diumumkan. Target terdekat pound adalah berkonsolidasi dalam posisi-posisi yang telah dicapai dan menaklukkan ketinggian-ketinggian baru.
Pada hari Kamis, Bank of England membahas kebijakan moneter terkini. Isu utamanya adalah menaikkan suku bunga. Pasar mengharapkan lima kenaikan suku bunga dari regulator itu tahun ini, kenaikan kumulatifnya akan mencapai 125 bps. Menyusul pengumumkan hasil rapat, pound turun drastis terhadap dolar AS. Pada Kamis malam, pound diperdagangkan di level 1,3577 dan kemudian membuat terobosan jangka pendek di 1,3628. Namun, pound kurang kuat untuk mempertahankan posisi-posisi yang telah diperoleh. Pada Jumat pagi, pasangan GBP/USD berada di dekat level bulan 1,3600, mencoba untuk tidak turun lebih jauh.
Para pakar menganggap Bank of England sebagai salah satu regulator dunia yang paling "hawkish". Tindakan dari otoritas moneter ini mengkonfirmasi definisi ini. Dapat diingat bahwa regulator Inggris itu diharapkan akan menaikkan suku bunga dari 0,25% per tahun ke 0,5% sementara mempertahankan volume pembelian aset senilai 895 miliar pound. Bersama dengan ini, Bank of England merevisi perkiraan untuk pertumbuhan ekonomi negara itu ke bawah menjadi 3,75% dari sebelumnya 5% pada November 2021. Bank Sentral Inggris mempertimbangkan penurunan permintaan agregat sebagai alasan dibalik melambatnya tingkat pertumbuhan ekonomi nasional. Pada waktu yang sama, regulator itu mengangkat perkiraan untuk inflasi Inggris pada tahun ini menjadi 5,75% dari sebelumnya 3,5%.
Situasi saat ini memberikan dampak yang samar pada dinamika pound. Di satu sisi, kenaikan suku bunga memberikan dorongan padanya, dengan membantunya untuk naik, tapi di sisi lain, menjaganya tetap dalam keadaan tidak pasti. Kondisi ini mencegah pound berbalik dan harus puas dengan pertumbuhan jangka pendek.
Sehubungan dengan mata uang Euro, mata uang Inggris juga menunjukkan pertumbuhan. Para analis mencatat lonjakan ke level tertinggi 2 tahun terhadap euro di tengah kenaikan suku bunga oleh Bank of England. Regulator itu menaikkan suku bunga acuan menjadi 0,5% dan ini bukan batasnya. Menurut Jane Foley, Kepala Valuta Asing di Rabobank, Bank of England akan menaikkan suku bunga kembali pada Mei 2022.
"Akibat penurunan pendapatan rumah tangga yang disebabkan oleh kenaikan harga energi dan pangan, ekspektasi pasar untuk kenaikan suku bunga oleh Bank of England berlebihan. Namun, kenaikan suku bunga lainnya diharapkan pada bulan Mei," J. Foley mempercayai.
Regulator Inggris itu telah meningkatkan suku bunga untuk menahan tekanan harga yang tidak terkendali. Menurut estimasi dari Bank Sentral Inggris, tingkat inflasi di negara itu akan segera melebihi 7%. Indikator yang melampaui skala itu tidak hanya terkait dengan inflasi. Menurut perwakilan BoE, pertumbuhan harga konsumen pada April 2022 akan mencapai puncaknya selama 30 tahun terakhir dan akan mencapai ke 7,25%. Berdasarkan perkiraan awal, inflasi Inggris akan tetap di atas 5% dalam setahun. Namun, kementerian percaya bahwa inflasi akan di bawah 2% dalam tiga tahun dan mencapai ke 1,6%. Pada waktu yang sama, regulator Inggris itu percaya investor terlalu mempertimbangkan kenaikan suku bunga tahun ini.
Karena ini, pound tetap berisiko tapi tidak menyerah. Pound sedikit tidak seimbang terhadap dolar AS karena penurunan sentimen selera berisiko global dan penurunan dalam pasar saham, tapi pound berupaya untuk melewati rintangan harga, meskipun dihadang oleh tekanan inflasi dan beberapa faktor ekonomi negatif.