Cryptocurrency pertama dunia bergerak di dalam rentang akumulasi yang sempit di $42.000-$44.000. Koin ini menembus swing resistance di $44.200 setelahnya. Reaksi investor terhadap laporan inflasi bulanan di AS memicu rally dalam BTC. Menurut data yang dirilis pada 10 Februari, harga konsumen melaju ke 7,5%. Angka sebelumnya diperkirakan naik ke 7,3%.
Bitcoin awalnya bergerak turun namun kemudian rebound dari zona support di kisaran $42.600 dan melewati level $45.000. Tren kenaikan berlanjut. Setelahnya, harga memperoleh 3% di tengah kenaikan volume perdagangan dan aktivitas bullish.
Level target terlihat di $46.000. Namun, koin itu tidak menyentuh level ini. Bagaimanapun, rally terbaru dipicu oleh hasil inflasi yang mengecewakan dan terkait dengan volatilitas yang lebih tinggi. Karena ini, trading BTC/USD sulit diprediksi.
Dalam kerangka waktu H1, pasangan ini diperdagangkan bervariasi karena pembeli dan penjual mencoba untuk merebut kendali di pasar. Setelah menembus melalui $45.700, harga bergerak turun. Penurunan melambat di kisaran $44.400 dimana aktivitas bullish meningkat dan kuotasi menguji ulang level $45,7. Bitcoin kemungkinan besar akan menembus rintangan ini.
Indikator Stochastic mendekati zona overbought, yang mensinyalkan dorongan bullish. RSI berada di 61, yang menandakan meningkatnya aktivitas bearish. Namun, harga kemungkinan tidak akan menguji ulang dan berkonsolidasi di atas $45.700.
Dalam kerangka waktu H4, kuotasi telah meninggalkan area konsolidasi. Bitcoin akan mendekati $45.700. Volume long position meningkat di kisaran $45.000. Indikator-indikator teknikal mengkonfirmasi tren kenaikan.
Dalam kerangka waktu D1, harga mengarah ke $46.000. Ada kemungkinan false breakout di sana dan kuotasi kemudian mungkin bergerak turun ke $43.000-45.000 atau bahkan lebih rendah. Ada beberapa candlestick hijau pada chart D1, yang menunjukkan penurunan gradual volume long position.