Rekor permintaan untuk perak fisik tidak cukup untuk harga perak naik tahun ini karena semua orang menunggu aksi agresif bank sentral untuk melawan inflasi.
Pekan ini, Silver Institute merilis sebuah laporan yang mengatakan bahwa permintaan perak fisik kemungkinan akan mencapai rekor tertinggi 1,112 miliar ounce tahun ini, 8% lebih besar dari 2021.
Sebagai tambahan, permintaan akan tumbuh karena dunia berkembang menuju energi hijau, dimana perak digunakan.
Menurut laporan Silver Institute, diduga bahwa minat investasi dalam logam abu itu juga akan tinggi tahun ini. Permintaan untuk perak batang dan koin diprediksi naik 13% pada 2022, titik tertinggi tujuh tahun.
Pada waktu yang sama, Perth Mint mencatat bahwa lebih dari 2,3 juta ounce perak terjual pada bulan Januari. Ini adalah angka rekor.
US Mint mengatakan menjual 5 juta ounce dari logam mulia ini pada bulan Januari, awal tahun terbaik sejak 2017.
Namun, meskipun permintaan yang stabil diharapkan di pasar, prospek untuk harga tetap tenang karena logam mulia menghadapi rintangan dalam bidang kebijakan moneter.
Silver Institute mengatakan harga perak akan mencapai rata-rata sekitar $24,80 per ounce, 1% lebih rendah dibandingkan dengan harga rata-rata 2021 sebesar $25,14 per ounce.
Sementara itu, bank Jerman Commerzbank mengatakan meskipun laporan terbaru dari Silver Institute memberikan kabar baik bagi investor, ini tidak cukup untuk menopang harga perak. Bank Jerman itu percaya bahwa harga perak akan turun karena emas, karena the Fed berencana untuk menaikkan suku bunga dengan agresif mulai bulai depan.
Menurut laporan mereka, harga perak kemungkinan akan mencapai $24 per troy ounce pada akhir tahun dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya sebesar $26. Commerzbank juga merevisi turun perkiraan tahun 2023 mereka menjadi $27.