DOW Jones, NASDAQ, dan S&P 500 - indeks saham utama AS - pada hari Jumat turun dengan hambatan tertentu, mendorong greenback naik dan pasar saham AS turun. Pertama, ini soal geopolitik. Seperti kita ketahui, investor beralih ke safe haven dalam situasi potensi konflik militer atau ketegangan antar negara. Karena saham adalah aset berisiko, maka sekarang saham turun. Kedua, ini terkait tindakan Fed dan kemungkinan setidaknya 4 kenaikan suku bunga pada tahun ini. Ini merupakan kekuatan yang memengaruhi harga saham pada hari Jumat. Diketahui keesokan harinya bahwa bank sentral AS akan mengadakan rapat dewan tertutup pada Senin, 14 Februari. Sekarang spekulasi meningkat bahwa regulator dapat menaikkan suku bunga selama pertemuan tersebut. Pengumuman pertemuan tertutup yang diantisipasi dirilis di situs resmi The Fed. Jadi, Senin malam, suku bunga mungkin sudah naik. Hal-hal yang akan dipertimbangkan oleh Dewan Gubernur adalah ulasan dan penentuan advance dan discount rate. Namun, ada alasan untuk percaya bahwa rapat tertutup diumumkan tidak hanya pada kesempatan ini. Rapat darurat sebenarnya sangat jarang diadakan. Terakhir kali, pertemuan seperti itu terjadi ketika The Fed memangkas suku bunga di awal pandemi.
Jadi, regulator mungkin tidak menunggu pertemuan Maret untuk mengumumkan kenaikan suku bunga. Memang, rapat tertutup kemungkinan tidak akan dilakukan tanpa membahas instrumen utama kebijakan moneter karena inflasi di AS semakin meningkat dan bisa jadi tidak terkendali. Meskipun banyak anggota Fed mengharapkan perlambatan inflasi pada akhir 2021 atau awal 2022, hal semacam itu tidak terjadi. Presiden ECB, Christine Lagarde, tampaknya menjadi satu-satunya yang masih percaya pada kemungkinan tersebut. Sementara itu, inflasi konsumen terus meningkat lebih cepat daripada prakiraan. Oleh karena itu, pada pertemuan FOMC berikutnya pada 15-16 Maret, inflasi tahunan sudah bisa berada pada tingkat 8%. Bagaimanapun, apapun hasil rapat tertutup tersebut, akan ada beberapa informasi baru mengenai masa depan kebijakan moneter. Peristiwa tersebut dapat menyebabkan turbulensi di pasar forex dan ekuitas. Jadi, para trader harus siap menghadapi fluktuasi yang cukup besar pada dua hari pertama dalam seminggu.
