Ketidakpastian konflik geopolitik di sekitar Ukraina saat ini sangat mengguncang pasangan EUR/USD. Dinamikanya menyimpang dari penurunan tajam yang disebabkan oleh jatuhnya euro, tetapi jauh dari keseimbangan.
Pada hari Rabu, mata uang Eropa sangat tertekan di tengah eskalasi konflik Ukraina. Kenaikan harga minyak memperburuk kondisi, meningkatkan kekhawatiran investor atas terpukulnya ekonomi zona euro. Mata uang tunggal tergelincir ke bawah level support, mencapai level terendah 21-bulan di 1.1900, tetapi kemudian pulih. Euro berada di kisaran 1.1130-1.1131 pada awal perdagangan. Pasangan EUR/USD melaju di dekat 1.1114 pada Rabu pagi, 2 Maret, mencoba keluar dari lubang harga.
Menurut para analis, prospek mata uang Eropa terkait dengan keamanan energi Eropa. Solusi positif untuk masalah gas dan penyelesaian pasokan LNG akan membantu euro naik. Jika euro gagal, tersedia jalan berduri, para analis yakin. Menurut para analis di Commonwealth Bank of Australia, risiko EUR "terletak pada pergerakan stabil di bawah 1.1106 jika pelaku pasar menurunkan prospek ekonomi zona euro."
Gairah geopolitik mendidih di pasar, tetapi banyak yang yakin hal itu tidak mengancam dinamika euro. Pelaku pasar mengkhawatirkan gangguan pasokan energi, yang memperburuk situasi ekonomi zona euro. Stabilitas euro saat ini dipastikan dengan pendekatan seimbang dari para pemimpin Eropa terhadap penerapan sanksi anti-Rusia. Menurut para ahli, Eropa tidak akan memberlakukan pembatasan yang akan memblokir aksesnya ke operator energi Rusia. Selain itu, strategi "hijau" para pemimpin Eropa telah berubah 180 derajat. Banyak negara Uni Eropa menolak menggunakan teknologi "hijau" yang mendukung LNG, dan tidak siap mengurangi konsumsi batubara. Dengan latar belakang ini, para ahli yakin bahwa dampak konflik Ukraina pada pertumbuhan ekonomi zona euro kecil.
Para ekonom sangat prihatin dengan meningkatnya krisis kemanusiaan global. Dalam kondisi ketidakpastian ekonomi, dolar muncul. Para ahli sangat mementingkan mata uang AS saat melindungi portofolio investasi. Para ahli strategi mata uang UBS yakin greenback sebagai mata uang safe haven memiliki sejumlah keunggulan dan stabilitas tinggi di saat krisis. Pada saat yang sama, greenback menunjukkan kecenderungan untuk rally saat ketidakpastian geopolitik atau sentimen bebas risiko meningkat di pasar keuangan. UBS yakin ekspektasi pasar terhadap kenaikan suku bunga AS sebanyak tujuh kali lipat akan mendukung USD dalam beberapa bulan mendatang. Greenback saat ini merupakan alat yang paling menarik untuk transaksi mata uang.
