Seperti yang diperkirakan secara luas, bank sentral menaikkan suku bunga acuan menjadi 0,50% dari 0,25%. Ini merupakan kenaikan suku bunga pertama sejak 2018. Setelah pertemuan itu, greenback mulai naik. Akan tetapi, pertumbuhannya agak tidak signifikan. Tak lama setelah itu, greenback kehilangan semua keuntungannya karena pidato Jerome Powell. Bahkan, komentar yang diberikan oleh ketua Fed seharusnya mendorong mata uang AS. Inilah sebabnya mengapa perilaku dolar AS seperti itu tampaknya agak tidak biasa.
Para analis yakin bahwa hal itu terkait dengan perubahan perkiraan. Fed memangkas prospek pertumbuhan ekonomi di tengah situasi geopolitik saat ini. Akan tetapi, itu bukan alasan utama melemahnya mata uang AS. Faktanya adalah bahwa konsekuensi dari sanksi, yang telah diberlakukan tepat setelah peluncuran operasi militer khusus di Ukraina, akan menghantam semua negara di dunia. Bahkan dalam skenario kasus terbaik, ekonomi akan melambat. Akan tetapi, agak mengejutkan bahwa Fed telah merevisi perkiraan untuk proyeksi ekonomu hanya untuk tahun ini, sementara perkiraan untuk tahun depan tetap tidak berubah. Mungkin keputusan ini membingungkan investor.
Yang penting, menurut prediksi sebelumnya, suku bunga acuan seharusnya dinaikkan menjadi 0,75% - 1,00% pada akhir tahun. Saat ini, diperkirakan pada level 1,75% - 2,00%, dan itu bukan batas tertinggi. Sebelumnya, suku bunga diperkirakan berada di kisaran 1,50% - 1,75% di akhir tahun 2023. Akan tetapi, perkiraan itu direvisi ke atas menjadi 2,75% - 3,00%. Proyeksi untuk tahun 2024 juga berubah. Pada bulan Desember, regulator memprediksi suku bunga di level 2,00% - 2,25%. Bank sentral mengubah secara dramatis perkiraannya serta mengumumkan laju pengetatan kebijakan moneter tercepat dalam beberapa dekade. Dalam waktu kurang dari dua tahun, suku bunga acuan akan dinaikkan menjadi 3,00% dari 0,50%. Pada akhir tahun ini, regulator kemungkinan akan menaikkan suku bunga sebesar 1,50%. Karena Fed berencana untuk mengadakan enam pertemuan lagi tahun ini, diperkirakan akan menaikkan suku bunga utama sebesar 0,25% pada masing-masing dari mereka.
Dengan pertimbangan perkiraan ini, dolar AS seharusnya menunjukkan pertumbuhan yang stabil. Sebaliknya, pound sterling mulai tumbuh meskipun agak lambat. Mungkin dolar AS tidak dapat kembali menguat di tengah kebingungan investor yang disebabkan oleh proyeksi kebijakan moneter baru. Begitu mereka mengakui keadaan saat ini, greenback akan melanjutkan kenaikannya yang cepat.
Pasangan pound/dolar telah memasuki fase koreksi rebound dari level psikologis penting 1,3000. Akibatnya, pasangan ini naik 150 pips, kembali ke level tertinggi 10 Maret.
Indikator RSI bergerak di atas 50/70 pada grafik 4H, menandakan kenaikan posisi beli.
Indikator Alligator mengkonfirmasi tahap koreksi dengan perubahan arah rata-rata bergerak pada grafik 4H. Pada grafik harian, indikator Alligator menandakan tren turun. Tidak ada persimpangan antara rata-rata bergerak.
Prospek
Pasangan ini kemungkinan akan mempertahankan koreksi ke atas jika berkonsolidasi di atas 1,3200. Jika skenario ini salah, aka nada peningkatan volume posisi jual dan stagnasi harga.
Analisis indikator yang kompleks memberikan sinyal beli pada jangka pendek dan intraday di tengah pergerakan naik baru-baru ini. Indikator teknikal menyediakan sinyal jual pada grafik jangka menengah karena tren turun.