Sebelum kunjungan Joseph Biden ke Eropa, semua orang menganggap bahwa tujuan perjalanan itu adalah untuk meyakinkan Uni Eropa untuk memberlakukan embargo pada pasokan energi dari Rusia. Namun, langkah tersebut akan berakibat fatal bagi UE karena UE kesulitan untuk menggantikan minyak dan gas Rusia. Contohnya, volume pasokan gas UE dari Rusia begitu besar segingga tidak dapat diganti dengan cepat. Eksportir minyak dan gas lainnya bisa saja meningkatkan volume produksi, tapi masalahnya mereka maupun UE tidak memiliki infrastruktur yang layak untuk menyalurkan pasokan dengan cepat. Di atas segalanya, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab tidak ingin meningkatkan produksi minyak. Kemarin, Qatar menyangkal memiliki perjanjian jangka panjang mengenai pasokan minyak dengan Jerman. Situasi diperparah oleh keputusan Rusia untuk menjual gas ke sejumlah negara untuk ruble. Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan itu tidak dapat diterima karena melanggar sanksi Barat. Jadi, UE sekarang berada dalam posisi yang sangat sulit. Selain itu, kemungkinan embargo membuat pelaku pasar khawatir. Sementara itu, sanksi-sanksi yang baru dijatuhkan tidak berdampak besar pada Rusia dan ditargetkan terutama pada individu tertentu. Terkait hal ini, pound mulai menguat. Karena pertumbuhannya sederhana, pertumbuhan pound kemungkinan tidak akan berlanjut hari ini. Kita akan lebih mungkin untuk melihat pasar menjadi flat.
Oleh karena itu, perilisan data aktivitas bisnis pendahuluan bulan Maret di Inggris tidak disorot. Namun, keandalan statistik terbaru menimbulkan pertanyaan. Dengan demikian, PMI manufaktur turun ke 55,5 dari 58,0 dan jauh di bawah konsensus pasar sebesar 57,1. Sehubungan dengan perkembangan terbaru, itu masuk akal. Sementara itu, PMI jasa, yang diperkirakan akan turun ke 58,8 dari 60,5, datang di 61,0. Bagaimana ini mungkin terjadi, khususnya di tengah kenaikan tajam harga bbm? Pertanyaannya adalah: dapatkan kita mempercayai hasilnya? Mengingat itu semua, pound akan merasakan tekanan untuk sementara waktu. Akhirnya, PMI komposit turun ke 59,7 dari 59,9 ketika PMI itu sebelumnya diestimasi turun ke 57,8.
PMI Komposit Inggris:
Data yang sama di Amerika Serikat lebih mengejutkan lagi. PMI manufaktur naik ke 58,5 dari 57,3. Angkanya sebelumnya diproyeksi turun ke 56,8. Begitu juga dengan PMI jasa yang naik ke 58,9 ketika sebelumnya diperkirakan turun ke 56,0 dari 56,5. Terakhir, PMI komposit menyaksikan kenaikan ke 58,5 dari 55,9 dan di atas estimasi pasar sebesar 55,4. Masih menjadi misteri bagaimana aktivitas bisnis dapat tumbuh di masa seperti sekarang dan berlawanan dengan akal sehat.
PMI Komposit Amerika Serikat:
Pasangan GBP/USD telah menemui support di 1,3175 ketika bergerak turun, dimana harga sempat mandek dan kemudian mundur kembali.
Indikator RSI bergerak dalam kisaran 50 pada chart 4 jam, yang mensinyalkan pasar flat. Mungkin sinyal ini akan segera hilang.
Sementara itu, indikator Alligator membentuk sinyal-sinyal yang tidak jelas pada chart 4 jam karena MA-nya sekarang melintas. Pada chart harian, indikator itu menunjukkan tren penurunan dalam jangka menengah karena MA belum melintas.
Dalam jangka waktu harian, ada tren penurunan dengan pergerakan korektif 2 pekan dari level psikologis 1,3000.
Prospek:
Setelah rebound terbaru, kuotasi bergerak naik dan aktivitas trading meningkat.
Jika harga berkonsolidasi di atas 1,3230, pound dapat bergerak menuju resistance di 1,3300. Sebaliknya, harga dapat bergerak turun dan mencapai di bawah 1,3150 pada chart 4 jam. Jika demikian, sinyal untuk jual GBP/USD akan terbentuk.
Dari segi analisis indikator kompleks, muncul sinyal beli untuk trading jangka pendek dan intraday karena rebound dari 1,3175. Dalam jangka menengah, indikator-indikator mengatakan untuk jual instrumen karena pergerakan tren penurunan.
