Pound sterling menunggu instabilitas geopolitik. GBP seringkali merosot, tapi berhasil mengembalikan kekalahan dan naik setelahnya. Fluktuasi ini mengganggu pound, yang melindungi ekonomi Inggris dari inflasi.
Ekonom meningkatkan peringatan mengenai inflasi di Inggris. Kenaikan harga energi dan faktor lainnya dapat mendorong inflasi hingga 8% pada akhir tahun. Dalam skenario ini, Bank of England akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada tiga pertemuan kebijakan berikutnya. Suku bunga akan mencapai 1,50% pada akhir 2022.
Menurut ahli mata uang HSBC, langkah-langkah fiskal pemerintah Inggris saat ini untuk mendukung rumah tangga Inggris sulit untuk mempengaruhi kebijakan moneter regulator. Akibatnya, GBP akan kembali menjadi perisai utama terhadap inflasi bagi ekonomi Inggris. BoE tidak memberikan dukungan yang baik untuk mata uang Inggris.
"Kami percaya bayangan yang dihasilkan oleh pertemuan BOE atas GBP akan bertahan dalam beberapa pekan mendatang, terutama jika anggota BOE melanjutkan sikap menahan dovish mereka," menurut pandangan HSBC. Pengetatan moneter oleh Bank of England bertujuan untuk mendinginkan pasar pinjaman di tengah laju inflasi. Para ekonom mencatat bahwa lebih menguntungkan bagi sektor rumah tangga Inggris untuk membeli barang tahan lama dan mengambil pinjaman berbunga rendah.
Risiko penurunan GBP kemungkinan akan bertahan dalam waktu dekat. Pekan lalu, pound sterling berada di bawah tekanan dan gagal naik di atas 1,3200. Tren penurunan berlanjut awal pekan ini. Namun, GBP berhasil membuat perubahan haluan.
Selasa malam, 29 Maret, pound sterling meningkat terhadap dolar AS dan turun terhadap euro menyusul laporan terobosan pada pembicaraan damai Rusia-Ukraina. GBP/USD mencapai level terendah 3 pekan pada hari Selasa, menyelam ke 1,3050. Namun, pasangan ini dengan cepat pulih dan diperdagangkan di dekat 1,3100 setelahnya. GBP/USD menemukan dukungan dalam data pinjaman bersih yang positif untuk Februari.
GBP kemungkinan akan mencapai titik tertinggi baru dalam beberapa pekan mendatang, tapi juga mungkin untuk turun ke posisi terendah yang baru. Saat ini, pasangan ini mengalami kenaikan, tetapi reversal ke bawah masih mungkin terjadi. GBP/USD naik tajam pada awal hari Rabu, dan mencoba untuk menetap di kisaran 1,3124–1,3125.
Selera risiko di pasar global sangat menentukan dinamika harga pound sterling. Meningkatnya permintaan untuk aset berisiko memperkuat GBP dan melemahkan USD. Laporan mengenai kemungkinan tercapainya kompromi selama pembicaraan antara Rusia dan Ukraina menyebabkan USD sedikit melemah. Selanjutnya, GBP mendapat dukungan dalam ekuitas yang meningkat dan data ekonomi makro yang kuat di Inggris. Dalam situasi ini, GBP/USD memiliki potensi kenaikan dan menarik bagi investor yang ingin membuka posisi beli.