Seperti yang telah disebutkan, kemarin bursa saham AS jatuh sekali lagi. Pada waktu ini, ada banyak alasan untuk kejatuhan indeks-indeks saham dan saham perusahaan-perusahaan Amerika. Alasan paling dasar adalah profitabilitas surat berharga Amerika yang terus tumbuh. Pada obligasi Treasury 10 tahun, suku bunga telah mencapai lebih dari 2,6%. Ini berarti surat berharga menjadi investasi yang lebih menarik dari saham. Mengingat bahwa saham sebagian besar perusahaan memiliki dividen minimum. Sebagai contoh, dividen pada saham Apple, Microsoft, atau Tesla tidak lebih dari $1. Namun, mereka ini disebut sebagai "saham pertumbuhan". Saham seperti ini dibeli bukan demi pembayaran dividen, tapi demi pertumbuhan nilai mereka, yang pada akhirnya memungkinkan mereka untuk menghasilkan profit yang besar. Di banyak perusahaan lainnya, dividen lebih tinggi, tapi tetap, semakin tinggi imbal hasil obligasi, maka semakin tinggi permintaan untuk mereka. Karena uang tidak lagi sampai ke ekonomi Amerika (program QE telah selesai) dan program "anti-QE" akan dimulai pada bulan Mei, bagaimanapun, arus modal dari pasar saham ke pasar utang akan dimulai. Dan ini berarti indeks-indeks saham akan melanjutkan penurunan, dan imbal hasil obligasi, mengingat tekad Fed untuk memperketat kebijakan moneter, akan terus naik.
Kemarin notulen Fed cukup menarik, meskipun mereka tidak memberikan pasar informasi baru apapun secara fundamental. Kita mengetahui bahwa beberapa anggota komite moneter Fed berbicara pada rapat kemarin yang mendukung kenaikan suku bunga 0,5%, tapi angkanya ternyata lebih penting. Angka yang menunjukkan jumlah yang direncanakan Fed untuk mengurangi neraca keuangannya pada beberapa bulan mendatang. FOMC memutuskan akan sesuai untuk menjual obligasi Treasury senilai $60 miliar dan obligasi mortgage senilai $35 miliar per bulan. Dengan demikian, total pengurangan pada bulan Mei dan beberapa bulan selanjutnya akan mencapai $95 miliar per bulan. Jumlah yang hampir sama banyak seperti yang diguyurkan Fed ke dalam ekonomi setiap bulan sebagai bagian dari program stimulus. Selain informasi ini, anggota-anggota Fed menyimpulkan bahwa risiko inflasi karena konflik militer di Ukraina ternyata lebih berbahaya dari risiko penurunan dalam pertumbuhan ekonomi. Inflasi dan pengendaliannya tetap menjadi target utama Fed. Jadi sekarang kita hanya perlu menunggu. Menunggu suku bunga mulai naik dalam beberapa langkah signifikan. Menunggu neraca keuangan Fed mulai dikurangi. Menunggu operasi militer di Ukraina berakhir. Dua poin pertama di atas akan merangsang pertumbuhan dolar dan penurunan pasar saham. Poin ketiga dapat memicu pergerakan sebaliknya, tapi tidak diharapkan terjadi dalam waktu dekat. Namun, tidak ada alasan untuk berasumsi bahwa seluruh konflik di Ukraina akan dihentikan sementara, yang berarti peristiwa baru akan terjadi dalam waktu dekat.