Lonjakan besar pada inflasi AS telah menguntungkan emas dalam beberapa hari terakhir. Namun, apa yang diharapkan dari harga emas di masa depan? Akankah emas mampu mencapai gelombang pertumbuhan ini hingga $2.000?
Rally emas selama lima hari, yang dimulai pada akhir pekan sebelumnya, mencapai level tertinggi satu bulan. Aset tersebut menutup sesi kemarin di $1.984,70, level tertinggi sejak 11 Maret.
Dibandingkan dengan hasil hari Selasa, ketika emas melonjak 1,4%, telah naik 0,4% atau $8,60 pada hari Rabu. Status safe-haven emas membantunya untuk mempertahankan tren naik.
Pekan ini, statistik inflasi AS untuk bulan Maret dirilis. Data batch pertama menunjukkan bahwa indeks harga konsumen naik 8,5% YoY. Terakhir kali, inflasi setinggi ini terjadi pada Januari 1982.
Kemarin, indeks harga produsen AS juga mencatat rekor baru di bulan Maret, naik 11,2% dibandingkan tahun 2021. Ini adalah lompatan terbesar dalam 12 tahun.
Emas, yang dianggap sebagai instrumen lindung nilai terhadap inflasi, menanggapi statistik yang mengkhawatirkan dengan pertumbuhan yang meyakinkan. Bahkan, peningkatan sentimen hawkish oleh Fed tidak mencegah emas untuk naik.
Dengan inflasi AS yang sekarang menjadi sangat panas, Fed kemungkinan akan menaikkan suku bunga 50 bps pada pertemuan Mei mendatang.
Namun, apakah menaikkan suku bunga hanya setengah poin persentase cukup untuk mengekang harga yang meroket? Sebagian besar pelaku pasar tampaknya tidak percaya akan hal itu. Jika tidak, bagaimana lagi ]dapat menjelaskan peningkatan permintaan emas pelindung (protective gold)?
Sementara itu, ada kemungkinan besar bahwa langkah Fed selanjutnya akan lebih ekstensif. Jika inflasi terus meningkat di tengah ketegangan geopolitik, bank sentral AS akan mulai mempertimbangkan kenaikan suku bunga sebesar 75/100/200 bps.
Menurut analis Nicky Shiels, ini adalah skenario yang kemungkinan akan terjadi dalam waktu dekat. Hal ini berarti emas akan menghadapi lebih banyak hambatan.
Sepanjang sebagian besar tahun 2021, pertumbuhan logam mulia telah dibatasi oleh retorika hawkish Fed. Kini, sepertinya pembicaraan tentang kebijakan moneter yang lebih ketat akan berdampak negatif pada harga emas batangan tahun ini juga.
Para ahli meyakini bahwa dalam kondisi saat ini, akan sangat sulit bagi emas untuk mencapai di atas level psikologis penting $2.000 lagi.
Kuotasi terakhir kali melewati ambang batas ini adalah ketika Rusia meluncurkan operasi khusus militer di Ukraina. Saat itu, situasi geopolitik masih tegang, dan menguntungkan harga logam mulia.
Namun, berita utama tentang eskalasi konflik tidak cukup untuk mendorong emas naik ke level kunci. Emas membutuhkan kombinasi faktor yang sempurna, baik geopolitik dan ekonomi makro, untuk menembus level ini.