Mengutip data dari Divisi Perencanaan dan Analisis Perminyakan Kementerian Perminyakan India, The Hindu melaporkan bahwa pengeluaran untuk impor minyak mentah ke India telah berlipat ganda menjadi $119 miliar untuk tahun fiskal yang berakhir 31 Maret.
Laporan tersebut mencatat bahwa importir minyak terbesar ketiga di dunia, yang mengkonsumsi lebih dari 85% minyak asing ini, menghabiskan $13,7 miliar untuk membeli minyak mentah pada bulan Maret saja.
Data menunjukkan bahwa impor juga meningkat selama periode ini dari 196,5 juta ton pada fiskal 2020/2021 menjadi 212,2 juta ton pada fiskal 2021/2022.
India telah menjadi sama pentingnya dengan pasar internasional seperti China karena ketergantungannya yang besar pada minyak impor.
Selain itu, karena ketergantungan impor dan tren harga belakangan ini, India secara signifikan meningkatkan konsumsi minyak Rusia di tengah sanksi Barat. Menurut laporan Bloomberg pekan lalu, India menggandakan pembelian minyak Rusia, terlepas dari kelasnya, karena rendahnya harga minyak Rusia yang dijual akibat sanksi.
Ini telah memicu peringatan dari AS, yang, seperti dalam kasus Iran, ingin memutus akses ke pasar minyak Rusia. Namun, India bersikeras melakukannya. Tampaknya ini lebih dari sekadar minyak. Permintaan batu bara di India juga tinggi dan pembeli mengincar kargo Rusia di tengah kelangkaan yang telah menyebabkan serangkaian pemadaman listrik di beberapa bagian India.
Harga minyak perlahan terkoreksi mulai hari ini, dengan WTI yang saat ini diperdagangkan $1,5 di bawah level psikologis $100:
Pembelian batu bara Rusia oleh India mencapai level tertinggi dalam dua tahun terakhir di bulan Maret. Bulan ini, permintaan batu bara mencapai level tertinggi dalam hampir empat dekade, dengan kekurangan batu bara yang menyebabkan pemadaman listrik di tiga negara bagian, Punjab, Uttar Pradesh dan Andhra Pradesh.
