Tahun ini, yen terdampak buruk akibat kebijakan Bank of Japan, yang terus dovish. amun, Goldman Sachs yakin masa suram yen akan segera berakhir.
Yen terus dalam tren bearish selama beberapa bulan. Sejak awal tahun, yen jatuh terhadap dolar sebanyak 12%. Pada saat ini, pada bulan April saja yen melemah sebanyak 6%.
Penghalang utama bagi mata uang ini untuk tumbuh adalah nilai tukar bank sentral Jepang. Meskipun inflasi naik, bank sentral masih tidak mendukung arus utama yang hawkish.
Pada akhir bulan lalu, Bank of Japan mengumumkan suku bunga tetap di level negatif dan kebijakan pelonggaran kuantitatif berlanjut.
Kondisi yen diperparah oleh penguatan signifikan dolar, yang didukung Federal Reserve. Seperti banyak bank sentral di dunia, sebagai bagian dari perjuangan melawan inflasi, Fed akan memperketat kebijakan moneter. Sejak awal tahun, Fed telah dua kali menaikkan suku bunga: pada Maret - sebesar 25 basis poin, dan pada Mei - sebesar 50 basis poin. Perubahan terbaru pada indikator ini merupakan yang terkuat sejak tahun 2000.
Pada bulan April, yen Jepang jatuh ke titik terendah 20 tahun terhadap dolar. Saat ini, pasangan USD/JPY masih di titik tertinggi sepanjang masa. Jadi, pada saat penulisan artikel ini, USD/JPY diperdagangkan di level 130.40.
Pagi ini, greenback sedikit naik terhadap yen. Dolar didukung oleh komentar hawkish terbaru dari anggota FOMC, Loretta Mester.
Petinggi tersebut menyatakan bahwa Fed tidak sepenuhnya mengabaikan kemungkinan kenaikan suku bunga sebesar 75 basis poin pada tahun ini. Selain itu, dolar menguat berkat kekhawatiran atas perlambatan pertumbuhan ekonomi global terkait berlanjutnya karantina di China dan konflik Rusia-Ukraina.
Namun, para analis Goldman Sachs meyakini daya tarik dolar sebagai aset lindung nilai terhadap resesi mungkin segera melemah. Saat ini mata uang Jepang ideal untuk peran tersebut.
Yen kini merupakan aset safe haven termurah, para pakar menekankan. Yen snagat oversold dan dinilai terlalu rendah terhadap dolar (sekitar20-25%).
Seiring meningkatnya resesi global, kita akan menyaksikan kenaikan perlahan permintaan yen yang defensif, prediksi bank tersebut. Perlambatan pertumbuhan ekonomi global yang nyata bisa menyebabkan penurunan pasangan USD/JPY sebanyak 15-20% dari level saat ini.
Terlebih, para analis tidak mengesampingkan kemungkinan intervensi mata uang dalam waktu dekat ini, karena pasangan USD/JPY telah naik ke level-level penting. Intervensi resmi mungkin juga akan membantu mata uang Jepang.
Para pakar Scotiabank juga menulis mengenai potensi perlambatan tren bearish dan sedikit kenaikan yen dalam jangka panjang. Pada saat yang sama, mereka menarik perhatian pada fakta bahwa dalam waktu dekat yen akan terus turun terhadap dolar selama beberapa saat.
Dinamika pasangan USD/JPY hari ini akan bergantung pada rilis data penting indeks harga konsumen di AS. Para ekonom memperkirakan inflasi tahunan AS akan melambat menjadi 8,1% pada bulan April dari 8,5% pada bulan Maret. Jika prakiraan ini benar, Fed sementara waktu mungkin terpaksa menunda pembahasan kenaikan suku bunga sebesar 75 basis poin.
