Menyusul hasil pertemuan bulan Juni, Reserve Bank of Australia menerapkan skenario yang paling hawkish dan paling tidak diperkirakan, menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin sekaligus. Skenario baseline mengasumsikan kenaikan OCR sebesar 25 poin. Bereaksi terhadap keputusan ini, pasangan AUD/USD secara impulsif melompat ke tengah angka ke-72, namun, pada awal sesi trading Eropa pada hari Selasa, terpaksa berbalik 180 derajat.
Aussie tidak dapat membangun kesuksesannya karena penguatan tajam mata uang AS di seluruh pasar, dengan latar belakang kenaikan harga minyak. Indeks Dolar AS telah memperbarui tertinggi dua minggu, kembali ke area angka ke-102. Pasangan Dolar telah mengubah konfigurasinya, mencerminkan dominasi Greenback. Misalnya, pasangan USD/JPY telah memperbarui harga tertinggi 20 tahun hari ini.
Aussie juga menyerah pada tekanan bulls Dolar. Pasangan AUD/USD berbalik dan turun 100 poin, ke level 0,7160. Dengan latar belakang hasil pertemuan RBA yang hawkish, dinamika harga seperti itu terlihat tidak normal, tetapi di sini Dolar Australia harus memperhitungkan tekanan Greenback. Pertanyaannya adalah, berapa lama bears AUD/USD akan mampu mengendalikan situasi, mengingat fakta bahwa pasangan ini telah berada dalam tren naik hampir sebulan karena ekspektasi hawkish mengenai tindakan lebih lanjut dari RBA?
Kini, regulator Australia telah secara de facto memperkuat sikap hawkish, posisi short pada pasangan ini terlihat berisiko, meskipun mata uang AS asertif. Selain itu, pertumbuhan Greenback, menurut saya, situasional dan tidak dapat diandalkan. Trader bereaksi terhadap pertumbuhan baru pasar minyak, yang pasti akan "menarik" inflasi Amerika. Menurut sejumlah ahli, jika inflasi di Amerika Serikat kembali menunjukkan pertumbuhan aktif (terlepas dari fakta bahwa tanda-tanda pertama perlambatan pertumbuhan CPI dan PCE muncul pada bulan Mei), Federal Reserve dapat menaikkan suku bunga pada laju yang lebih agresif, mengabaikan intensi untuk membuat jeda musim gugur dalam proses pengetatan kebijakan moneter.
Namun, mari kembali ke hasil rapat RBA hari ini. Regulator menyatakan fakta bahwa inflasi berada "pada tingkat yang terlalu tinggi". Sementara itu, anggota bank sentral meyakini bahwa perekonomian Australia "akan tahan terhadap kenaikan suku bunga lebih lanjut". Patut dicatat bahwa regulator sebenarnya mengumumkan langkah lebih lanjut untuk memperketat kebijakan moneter, tetapi pada saat yang sama tidak berbicara tentang kecepatan dan skala pengetatan ini. Pernyataan terlampir menyatakan bahwa ukuran dan waktu kenaikan di masa depan "akan ditentukan oleh data yang masuk dan penilaian prospek inflasi dan pasar tenaga kerja".
Dengan kata lain, regulator kembali "mengikat" prospek kebijakan moneter dengan indikator ekonomi makro utama di bidang inflasi dan pasar tenaga kerja. Jika pada kuartal kedua indeks harga konsumen di Australia dirilis di "zona hijau" lagi, melebihi perkiraan berani para ahli, akan mungkin untuk mengandalkan laju agresif kenaikan suku bunga RBA.
Perlu dicatat bahwa RBA telah membuat keputusan yang lebih hawkish untuk kedua kalinya berturut-turut, bertentangan dengan perkiraan sebagian besar analis. Pada pertemuan sebelumnya, RBA menaikkan suku bunga sebesar 25 poin, sementara pasar fokus pada kenaikan 15 poin. Menjelang rapat bulan Juni, pasar siap untuk kenaikan 25 poin, sementara bank sentral secara de facto menaikkan suku bunga sebesar 50 poin. Dilihat dari tanda-tanda tidak langsung, inflasi pada kuartal kedua akan mengejutkan lagi dengan rekor pertumbuhannya. Misalnya, harga listrik saat ini sudah enam kali lebih tinggi daripada awal tahun lalu: harga rata-rata per megawatt-jam di negara bagian timur mencapai $600.
Pemerintah Australia berusaha mencari solusi atas memburuknya krisis energi di negaranya, namun sejauh ini krisis semakin parah. Secara khusus, Regulator Energi Australia baru-baru ini memutuskan untuk menaikkan harga marjinal, yang sebenarnya merupakan jumlah maksimum yang dapat dibebankan retailer kepada rumah tangga dan bisnis "secara default".
Sementara itu, pernyataan terlampir dari regulator Australia menyatakan bahwa harga listrik dan gas yang lebih tinggi berarti bahwa dalam waktu dekat inflasi "kemungkinan akan lebih tinggi dari perkiraan di bulan lalu". Berdasarkan hal ini, dapat disimpulkan bahwa regulator akan menggunakan rate kenaikan suku bunga yang lebih agresif.
Dengan demikian, situasi untuk pasangan AUD/USD terlihat ambigu. Di satu sisi, Aussie menyerah pada tekanan dari Greenback, yang hari ini memperkuat posisinya di seluruh pasar. Di sisi lain, dinamika ke bawah terputus-putus dan tidak pasti: setelah penurunan impulsif, harga benar-benar membeku di satu tempat, diperdagangkan dalam kisaran harga yang sempit. Bears tidak dapat membangun keberhasilan awal mereka, dan ini adalah peringatan yang cukup untuk penjual pasangan.
Oleh karena itu, menurut saya, posisi long masih menjadi prioritas, tetapi perlu untuk memantau dinamika indeks Dolar AS. Segera setelah memperlambat pertumbuhannya (atau berbalik turun sekali lagi), pembeli AUD/USD kemungkinan akan mengambil inisiatif untuk pasangan ini. Oleh karena itu, Anda dapat membuka posisi long baik dari level saat ini (ini adalah opsi yang lebih berisiko) atau setelah mata uang AS "kehabisan tenaga" dan tidak akan dapat mengembangkan serangan di seluruh pasar. Target ke atas terdekat adalah 0,7280 (batas bawah Kumo cloud pada grafik harian bertepatan dengan garis atas indikator Bollinger Bands). Jika kita berbicara tentang periode jangka panjang, maka target 0,7350 adalah batas atas Kumo cloud pada TF yang sama.
