Pejabat senior AS mengunjungi Venezuela, tetapi perjalanan itu tidak dipublikasikan secara luas karena Washington berusaha meningkatkan hubungan dengan Nicolas Maduro di tengah berlanjutnya kekurangan energi.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan tujuan dari kunjungan itu adalah untuk membebaskan beberapa warga AS yang ditahan di Caracas, termasuk para pemimpin industri minyak.
Laporan mencatat bahwa presiden Venezuela mengkonfirmasi kunjungan tersebut, dan mengatakan bahwa delegasi bertemu dengan Presiden Majelis Nasional, sekutu dekat Maduro.
Namun, dibalik cerita resmi ini, masih terdapat kebutuhan langsung untuk memberikan cadangan minyak yang cukup bagi pasar, khususnya karena permintaan belum melambat. Venezuela telah menjadi fokus AS sejak awal tahun ini, bahkan mengumumkan bahwa mereka akan mencabut beberapa sanksi dengan imbalan minyak. Washington mengatakan akan mencabut pembatasan perusahaan minyak seperti Chevron Eni dan Repsol sehingga mereka bisa kembali menjalankan bisnisnya di Venezuela.
Baru-baru ini, Perancis telah meminta para pemimpin Barat untuk mempertimbangkan untuk mengembalikan Venezuela dan Iran kembali pada pasar minyak global seiring pembatasan ekspor minyak Rusia oleh Eropa, Inggris dan AS membatasi cadangan global.
