Pada hari Senin, pasangan mata uang GBP/USD juga menyaksikan lonjakan kenaikan yang luar biasa, yang membuat banyak orang terheran-heran. Di satu sisi, pound juga telah mengalami penurunan untuk waktu yang lama dan dengan keyakinan yang besar (meskipun lebih kecil dari euro), sehingga koreksi tren tidak terelakkan. Di sisi lain, dengan kalender kosong pada hari Senin, kenaikan mata uang Inggris lebih dari 100 poin tidak terduga. Namun, kami ingin mengingatkan anda bahwa 100 poin per pound adalah jumlah minimal. Berdasarkan pada 100 poin kenaikan ini dan seluruh pergerakan sebesar 230 poin, sulit untuk mengatakan bahwa tren menurun telah berakhir dan bahwa kita dapat mengantisipasi periode panjang apresiasi mata uang Inggris. Ini karena konteks geopolitik dan konteks dasar belum berubah secara signifikan untuk waktu yang lama. Apa yang berubah selama beberapa pekan terakhir? Pengunduran diri Boris Johnson? Kita telah terbiasa dengan krisis politik yang sering terjadi di Inggris, bahkan beberapa tahun terakhir ini. Kita telah lama lupa akan ide bahwa kekuatan politik di Inggris begitu terpolarisasi sehingga banyak keputusan krusial harus diambil melalui sidang. Hampir setiap bulan, diskusi mengenai pengunduran diri di pemerintahan mengemuka. Dan menteri serta legislator seringkali mengundurkan diri karena berbagai alasan. Ada yang tidak dapat menahan diri untuk mengadakan pesta saat lockdown, ada yang mengungkapkan hubungan mereka dengan Parlemen, ada yang tidak sepakat dengan pimpinan negara, ada yang tidak cocok dengan pemimpin negara, dll. Akibatnya, pemilihan Perdana Menteri yang baru hanya menjadi kabar sepintas lalu. Brexit? Apakah protokol berhubungan dengan Irlandia Utara? Skotlandia berencana untuk keluar dari Kerajaan Inggris? Semua orang terbiasa dengan situasi ini.
Dasar pemikiran dan geopolitik.
Sehubungan dengan dasar pemikiran, kami cenderung menduga bahwa dasar pemikiran dan geopolitik terus memberikan pengaruh terbesar pada sentimen pasar saat ini. Seperti yang disebutkan sebelumnya, pound melemah terhadap euro dalam beberapa bulan terakhir, mengarahkan kita untuk menduga bahwa pasar masih memfaktorkan kenaikan suku bunga Bank of England. Namun, kita jujur saja. Melihat TF 24 jam untuk kedua mata uang, sulit untuk menyimpulkan bahwa pound turun lebih lambat atau lebih lemah. Perbedaan utamanya adalah euro telah memperbarui level terendah 20 tahunnya, sedangkan level terendah pound hanya berusia 2 tahun. Itulah perbedaannya. Elemen geopolitik tetap menjadi pertimbangan besar bagi pada dealer. Jika semua adalah hal biasa, maka situasi akan sebagai berikut: ekonomi Amerika stabil dan dolar adalah mata uang cadangan dunia. Mengapa anda harus berinvestasi dalam obligasi Eropa jika pertarungan militer dimulai di Eropa Timur, yang dapat menyebar ke wilayah lain? Hubungan antara Uni Eropa dan Federasi Rusia memburuk dan tidak jelas bagaimana ekonomi akan berfungsi di bawah "perang gas" dan embargo minyak" yang berlangsung.
Selain itu, kedua pemain besar ini kemungkinan memiliki dampak tambahan satu sama lain. Sebagai contoh, melalui NATO. Ingat bahwa Finlandia dan Swedia dapat bergabung dengan NATO dalam beberapa bulan dan reaksi Moskow tetap tidak pasti. Ingat bahwa Lithuania telah menghentikan aliran produk dan barang yang dikenakan sanksi ke wilayah Kaliningrad dan bahwa Moskow belum menjawabnya. Pada umumnya, investor merasa bahwa menginvestasikan uang mereka dalam suatu negara sejauh mungkin dari pusat konflik militer lebih dipertimbangkan.
Situasi bahwa dibuat lebih sederhana dengan landasan. Fed dan Bank of England keduanya menaikkan suku bunga. Namun, Bank of England berada di Eropa dan Fed di Amerika Serikat. Oleh karena itu, trader menganggap kenaikan suku bunga Fed sebagai peluang untuk memperoleh lebih banyak mata uang AS. Namun, mereka membeli pound dengan enggan karena selain kebijakan moneter, ekonominya harus menarik bagi investor agar modal mengalir masuk. Dan ekonomi Inggris, pasca Brexit dan di bawah kondisi sanksi dari Federasi Rusia, tampaknya tidak dalam keadaan terbaiknya. Akibatnya, pound sterling terlihat terkoreksi secara berkala dan turun terhadap euro, tapi tahukah anda? Tidak ada koreksi yang terjadi ketika harga bergerak 600 poin ke 800 poin dalam arah berlawanan tren. Sejak 25 Mei 2021, pergerakan negatif pada TF 24 jam hampir berbalik.
Volatilitas rata-rata lima hari GBP/USD adalah 124 poin. Nilai ini untuk pound/dolar termasuk "tinggi". Oleh karena itu, pada Selasa, 19 Juli, kami mengantisipasi pergerakan di dalam channel, yang dibatasi oleh level 1,1865 dan 1,2114. Pembalikan negatif indikator Heiken Ashi menunjukkan kemungkinan kelanjutan penurunan.
Level support terdekat:
S1 – 1,1963
S2 – 1,1902
S3 – 1,1841
Level resistance terdekat:
R1 – 1,2024
R2 – 1,2085
R3 – 1,2146
Pasangan GBP/USD telah melewati moving average dalam timeframe 4 jam dan melanjutkan tren kenaikannya. Dengan demikian anda harus mempertahankan order pembelian dengan target di 1,2085 dan 1,2114 hingga indikator Heiken-Ashii berubah bearish. Membuka order jual sebaiknya diposisikan dengan target 1,1841 dan 1,1771 di bawah moving average.
Penjelasan untuk gambar:
Channel regresi linear - membantu menentukan tren terkini. Jika keduanya menuju ke arah yang sama, tren sekarang kuat.
Moving average line (settings 20.0, smoothed) - menentukan tren jangka pendek dan arah dimana trading sebaiknya dilakukan.
Level Murray - target untuk pergerakan dan koreksi.
Level volatilitas (garis merah) - kemungkinan channel harga yang akan dilalui pasangan ini di hari berikutnya, berdasarkan pada indikator-indikator volatilitas terkini.
Indikator CCI - jika indikator ini masuk ke dalam area oversold (di bawah -250) atau memasuki area overbought ( di atas +250) berarti bahwa reversal tren ke arah berlawanan mendekati.
