Hasil survei emas mingguan menunjukkan bahwa para analis di Wall Street sekarang terbagi sama rata terkait ke arah mana harga emas akan bergerak pekan ini. Dari 11 analis yang berpartisipasi dalam survei, hanya 9% yang netral, 45,5% memprediksikan kenaikan dalam harga dan 45,5% sisanya mendukung penurunan.
Sisi The Main Street tetap bullish. Survei menunjukkan bahwa dari 216 peritel, 42,1% mengharapkan kenaikan harga, 28,7% menyebut penurunan dan 29,2% tetap netral.
Menurut para analis, dolar AS kemungkinan akan memberikan tekanan pada emas pekan ini.
Para pejabat Fed memainkan peran utama dalam mengekang momentum emas, kepala ahli strategi mata uang Forexlive.com Adam Button mengatakan.
Perlambatan dalam inflasi adalah sinyal utama dari data makroekonomi pekan lalu. Namun, juru bicara Federal Reserve terus menentang ide pembalikan potensial Fed.
Indeks Harga Konsumen AS (CPI) sebesar 8,5% pada bulan Juli, di bawah ekspektasi pasar sebesar 8,7% setelah kenaikan 9,1% YoY pada bulan Juni. Inflasi inti, diluar volatilitas harga pangan dan energi, melaju 5,9% tahun ke tahun.
Sebagai tambahan, Indeks Harga Produsen AS (PPI) naik lebih lambat pada bulan Juli, pada tingkat yang dipertahunkan 9,8% dari eksepktasi 10,4%.
Namun, terlepas dari tanda-tanda perlambatan dalam inflasi, Fed tetap memegang erat arah pengetatan.
Menurut Presiden Adrian Day Asset Management, Adrian Day, pasar semakin sadar bahwa Fed tidak dapat menurunkan inflasi dengan signifikan tanpa memicu resesi. Ini berdampak positif bagi emas.
Harga emas menunjukkan kenaikan mingguan keempat.