Dolar jatuh melawan yen hampir 0,3% pada hari malam Senin sementara pemerintah Jepang mengumumkan pemulihan ekonomi ke level-level sebelum pandemi COVID-19.
Momentum untuk yen
Selama periode tujuh hari, yen Jepang melonjak sekitar 1% terhadap lawan dari AS, menunjukkan pertumbuhan tiga minggu beruntun.
Kenaikan JPY didukung oleh pelemahan greenback secara umum. Mengingat bahwa dolar berada di bawah tekanan setelah perilisan data inflasi AS yang kurang sensasional dari yang diharapkan untuk bulan Juli.
Di tengah perlambatan pertumbuhan harga, ekspektasi untuk kenaikan suku bunga yang kurang agresif dari Federal Reserve meningkat. Sekarang banyak ekonom memprediksi bahwa bank sentral akan menaikkan suku bunga 50 bps setelah dinaikkan 75 bps pada Juni dan Juli.
Pasangan USD?JPY kembali dalam zona merah pada awal pekan ini. Penurunan tajamnya ke sekitar 132,90 pada malam Senin berkontribusi pada perilisan statistik mengenai PDB Jepang untuk kuartal kedua.
Dalam periode Mei-Juni, ekonomi terbesar ketiga dunia itu mampu pulih ke level-level sebelum pandemi.
Menurut data, PDB Jepang tumbuh 2,2% tahun ke tahun, sementara berkontraksi hingga 0,5% pada kuartal sebelumnya.
Pemulihan ekonomi Jepang disebabkan oleh kenaikan drastis belanja konsumen selama periode pelaporan. Angkanya naik setelah pemerintah melonggarkan pembatasan pandemi di negara itu pada akhir Maret.
Banyak kafe, restoran dan layanan lainnya kembali dibuka pada bulan April setelah berbulan-bulan tutup karena lockdown, sehingga mendorong konsumsi swasta naik 1,1% pada kuartal kedua.
Mengapa tidak semuanya cerah?
Tentu saja, fakta bahwa ekonomi Jepang pada akhirnya berhasil ke level-level pra-pandeminya membuat senang pemerintah, yang telah berusaha untuk mencapai target ini sejak lama.
Mengingat bahwa Amerika mampu memulihkan kembali ekonominya, yang menderita akibat imbas COVID-19, setahun lalu, dan sebagian besar Eropa pada akhir 2021.
Ketertinggalan jauh di belakang negara-negara lainnya memaksa Bank of Japan, tahun ini, untuk mengerahkan segala upayanya bukan untuk melawan inflasi, seperti bank sentral negara lainnya, tapi untuk rehabilitasi pasca COVID.
Sekarang misi itu telah tercapai, anda dapat berpikir bahwa Bank of Japang akan mengurangi kebijakannya yang ultra longgar dan bersikap hawkish.
Namun, banyak analis percaya Tokyo akan tetap melanjutkan strategi dovish, yang akan semakin memperburuk posisi yen. Tahun ini, mata uang Jepang merosot melawan dolar lebih dari 10%.
"Kami mengharapkan pertumbuhan PDB Jepang akan berlanjut pada kuartal ketiga, tapi kemungkinan besar akan mulai melambat kembali setelahnya," ujar Takeshi Minami, seorang ekonom di Norinchukin Research Institute.
Menurut analis di Bloomberg, melambatnya ekonomi Jepang akan terjadi lebih cepat - yaitu pada kuartal ketiga. Lonjakan kasus baru COVID-19 di negara itu menunjukkan risiko perlambatan laju pemulihan.
Jepang terus melaporkan level tinggi infeksi virus corona. Lebih dari 200.000 kasus baru terdaftar di sini setiap hari.
Kenaikan lanjutan insiden covid dapat memaksa pemerintah untuk sekali lagi melanjutkan langkah-langkah pembatasan. Dalam kasus ini, aktivitas ekonomi di kawasan itu terancam kembali turun, yang akan menjadi pukulan kuat lainnya untuk yen.
Positif solid untuk USD/JPY
Sementara itu, para pakar memprediksi penurunan dalam permintaan konsumen di Jepang, bukan hanya di tengah potensi penguncian wilayah, tapi juga karena daya beli masyarakat yang rendah.
Meskipun inflasi di Jepang tetap relatif moderat, harga-harga naik jauh lebih cepat dari gaji. Kelanjutan tren ini dapat menyebabkan penurunan serius konsumsi swasta, yang juga akan berimbas negatif pada PDB negara.
Berdasarkan risiko yang anda, banyak analis percaya bahwa BOJ tidak akan mengubah arah kebijakannya dalam waktu dekat. Ini diisyaratkan dalam pernyataan PM Jepang Fumio Kishida hari ini.
Pada hari Senin, ia memerintahkan Kabinet Menteri untuk mengembangkan paket tambahan untuk membantu rumah tangga dan perushaaan, yang akan memperlunak dampak dari meningkatnya biaya hidup.
Menurut informasi awal, pemerintah berencana menggunakan sekitar $35 miliar cadangan negara untuk membantu masyarakat, dan bukannya mulai melawan inflasi dengan menaikkan suku bunga, seperti yang dilakukan negara lainnya.
Menurut analis, kabar mengenai pelestarian dukungan anggaran pemerintah Jepang dapat berperan sebagai penggerak kuat untuk pasangan USD/JPY dalam jangka pendek.
Yen turun melawna dolar karena komentar Kishida pagi ini. Ketika artikel ini ditulis, yen diperdagangkan di 133,50.