Pound mengalami dukungan setelah rilis data yang lebih baik dari perkiraan. Fakta bahwa ekonomi Inggris tidak dalam kondisi terbaiknya menjelang musim dingin sudah jelas. Ada risiko besar resesi di negara ini karena pengetatan moneter bersama dengan tingginya harga energi merupakan ancaman bagi perekonomian.
Sementara itu, Pantheon Macroeconomics melihat PDB Q4 naik 0,3% dari periode sebelumnya.
"Resesi musim dingin tidak dapat dikesampingkan, mengingat kenaikan batas harga energi Ofgem pada bulan Oktober akan meningkatkan inflasi CPI—dan karenanya mengurangi pendapatan riil—hampir empat poin persentase. Namun, dengan dukungan fiskal kemungkinan akan ditingkatkan oleh PM berikutnya dan rumah tangga berpenghasilan tinggi masih memiliki tabungan yang substansial, kami pikir PDB akan mendatar sepanjang musim dingin, alih-alih menurun," jelas para ekonom di Pantheon Macroeconomics.
Pada kuartal kedua, perekonomian Inggris mengalami kontraksi sebesar 0,1%, di bawah perkiraan 0,2%. Secara keseluruhan, ekonomi tumbuh sebesar 2,9% YoY, di atas perkiraan pasar sebesar 2,8%.
Pound melihat peningkatan volatilitas, tetapi para trader tidak berusaha untuk trading ke arah mana pun. Mengingat kenaikan Dolar, bagaimanapun, aksi jual terjadi. Pada awal pekan trading, pasangan ini mencoba untuk berkonsolidasi. Permintaan untuk Pound menurun dan mata uang turun di tengah perkiraan suram dari Bank of England.
Pada hari Senin, tekanan bearish pada Pound meningkat, dan harga turun di bawah 1,2100. Jadi, GBP/USD tidak dapat naik karena data makro yang lebih baik dari perkiraan.
Sementara itu, Dolar juga tidak menunjukkan pertumbuhan yang stabil. Trader kini tidak yakin tentang sikap moneter Federal Reserve lebih lanjut. Pernyataan hawkish dari beberapa pembuat kebijakan mengisyaratkan bahwa regulator akan tetap agresif. Namun, masih ada sejumlah pertanyaan. Situasi akan semakin jelas ketika Risalah FOMC dirilis minggu ini. Jika Federal Reserve tetap agresif, maka rally Greenback akan berlanjut.
Oleh karena itu, Dolar kemungkinan tidak akan bearish di awal pekan trading meskipun potensi pertumbuhannya akan terbatas. Jadi, GBP/USD mungkin akan pulih pada akhirnya.
Outlook mingguan untuk GBP
Pekan ini, fokusnya adalah pada laporan penjualan ritel yang dijadwalkan rilis untuk hari Rabu serta klaim pengangguran mingguan AS dan Risalah FOMC.
"Risalah FOMC minggu depan akan berisi beberapa diskusi tentang keinginan jelas FOMC untuk memperlambat laju kenaikan segera. Namun, kami tidak berharap itu akan menjadi bantuan yang bertahan lama," jelas Goldman Sachs.
Para analis kini melihat kenaikan 50 bps sebagai hasil yang tidak mungkin pada pertemuan September.
Data makro AS pasti akan sangat penting bagi kuotasi GBP/USD. Namun, hasil makro di Inggris dapat mempengaruhi perkiraan suku bunga Bank of England.
Pada hari Selasa, trader akan melihat rilis data laporan pasar tenaga kerja Inggris, yang akan mempengaruhi sikap kebijakan moneter Bank of England.
Sementara itu, laporan inflasi yang diterbitkan pada hari Rabu akan menjadi sangat penting karena akan mempengaruhi kebijakan moneter BoE dan potensi jangka pendek Pound. Pada titik ini, tidak jelas bagaimana pasar dapat bereaksi terhadap kemungkinan kenaikan atau penurunan kenaikan suku bunga.
Oleh karena itu, karena pekan trading yang sibuk, Pound kemungkinan akan diperdagangkan dalam tren dalam beberapa hari mendatang setelah konsolidasi. Pada hari Senin, permintaan bullish untuk Pound menurun. Dalam jangka pendek, pasangan ini diperkirakan akan bearish, dengan target di 1,2050 dan 1,2000 (level psikologis).
Resistance terlihat di 1,2200, 1,2265, dan 1,2315. Support berdiri di 1,2080, 1,2030, dan 1,1965.
