Permintaan bank sentral untuk emas terus tumbuh, dengan pasar berkembang memimpin. Contohnya, Bank Sentral Uzbekistan menambah cadangan emasnya bulan lalu.
Pada hari Senin, Krishan Gopaul, analis senior pasar Eropa dan Timur Tengah di Dewan Emas Dunia atau World Gold Council, mengatakan bahwa data bank sentral menunjukkan bank membeli 8,7 ton emas pada bulan Juli, sama dengan jumlah yang dibeli pada bulan Juni.
Analis pasar mengawasi dengan seksama permintaan untuk emas bank sentral karena itu tetap menjadi pilar penting untuk menopang logam mulia.
WGC mencatat bahwa pada semester pertama tahun ini, bank sentral membeli 180 ton emas. Mereka mengharapkan permintaan pada 2022 menyamai permintaan pada tahun lalu.
Di antara pembelian bank-bank sentral, perhatian khusus diberikan pada negara-negara pasar berkembang.
Banyak analis percaya bahwa negara-negara pasar berkembang akan meningkatkan cadangan emas mereka sementara mereka mengurangi kebergantungannya pada dolar AS.
Meskipun banyak analis mata uang tidak memprediksi dolar AS akan kehilangan statusnya sebagai mata uang cadangan dalam waktu dekat, tren menuju de-dolarisasi telah meraih momentum tahun ini.
Analis di Societe Generale membuat perkiraan paling optimis mengenai permintaan untuk emas dari bank-bank sentral. Dalam sebuah laporan yang dirilis bulan Juni, bank Prancis itu mengatakan bahwa negara-negara pasar berkembang memiliki beban emas yang lebih rendah dibandingkan dengan negara-negara maju.
Data dari WGC juga mengkonfirmasi permintaan emas yang kuat dari bank-bank sentral. Pada survei emas Juni 2022, seperempat jumlah responden mengatakan mengharapkan kepemilikan emas mereka meningkat tahun ini.
Laporan tersebut mengatakan bahwa 25% bank sentral yang bersedia membeli terdiri dari bank di pasar dan negara berkembang.