Harga minyak terus naik selama trading pada hari Senin, didukung oleh laporan pengurangan pasokan di pasar minyak
Harga minyak Brent berjangka untuk Oktober di bursa London ICE Futures pada pukul 12:30 berada di kisaran $101,08 per barel, 0,09% lebih tinggi dari indikator terakhir pada hari trading sebelumnya. Pada pukul 15:07, benchmark-nya sudah naik 2,59% menjadi $101,55 per barel.
Minyak WTI berjangka untuk Oktober dalam trading elektronik sesi New York Mercantile Exchange pada 12:30 waktu London berada di kisaran $93,41 per barel, dan pada 15:09 telah naik 3,14% ke final value dari sesi sebelumnya dan mencapai benchmark $95,96 per barel.
Selama akhir pekan, terjadi bentrokan antara kelompok bersenjata terjadi di ibu kota Libya, Tripoli sehingga mengakibatkan lebih dari 20 orang tewas. Kejutan semacam ini mungkin mengisyaratkan bahwa Afrika Utara kembali berada di ambang konflik skala besar dan dapat mengganggu pasokan minyak secara signifikan. Dengan demikian, pasar minyak dunia terancam diet pasokan minyak yang bisa terjadi kapan saja.
Pada saat yang sama, kekhawatiran meningkat di kalangan investor karena negara-negara OPEC mungkin memutuskan untuk mengurangi pasokan bahan mentah secara ekstrem. Menteri Energi Arab Saudi menjelaskan pekan lalu bahwa kemungkinan ini tentu tidak terhindarkan dalam situasi dunia saat ini. Libya dan Kongo mendukung Arab Saudi, sementara masalah pasokan minyak dari Kazakhstan masih belum terselesaikan.
Selain itu, sebaiknya kita tidak melupakan lonjakan tajam harga gas di Eropa. Kurang dari seminggu yang lalu, gas diperdagangkan di bawah $ 2.900 di Eropa, harga ini kelewat tinggi. Beberapa hari yang lalu, biaya 1.000 meter kubik gas di ICE mencapai level yang tidak masuk akal yaitu di $3.521. Tak terhindarkan akibat fluktuasi harga seperti itu, konsumen blue fuel kini berupaya berburu alternatif gas alam yang lebih murah. Mereka terpaksa mengalihkan perhatian pada minyak. Namun setelah kini ada kemungkinan besar pengurangan pasokan minyak, risiko lonjakan permintaan yang signifikan juga meningkat.
Di saat yang sama, perkembangan situasi terkait kesepakatan nuklir dengan Iran tetap masih menjadi topik utama. Info terbaru adalah Iran siap menyuplai sebagian besar minyak di pasar, dengan syarat apabila negara penghasil minyak dan gas ini dibebaskan dari berbagai sanksi. Sekitar 93 juta barel minyak Iran berada di kapal tanker di Teluk Persia, di lepas pantai Singapura, menurut data dari perusahaan analis Kpler. Perusahaan analitik lain (Vortexa, Ltd.) memberikan data berbeda tentang volume minyak Iran yang dipanen di kapal tanker, yaitu sekitar 60-70 juta barel. Kpler juga mengklaim bahwa sekitar 48 juta barel minyak mengendap di fasilitas penyimpanan di daratan di Iran, dan bahkan lebih banyak lagi minyak dapat ditempatkan di fasilitas penyimpanan di atas tanah di seluruh China.
Hingga saat ini, Iran memiliki cadangan minyak yang besar dan dapat dipasarkan dalam waktu yang cukup singkat. Pada saat yang sama, tentu jelas bahwa urusan asuransi dan pengiriman barang berupa bahan baku energi ini akan membutuhkan waktu lama.
Rincian lebih lanjut tentang kesepakatan AS-Iran akan kita ketahui pada 2 September, dengan pertemuan OPEC+ dijadwalkan pada 5 September.