Mata uang AS menutup pekan ini jauh lebih kuat, setelah mengukuhkan posisi pimpinannya sekali lagi. Rival asal Eropanya kehilangan pijakan dengan cepat. Menurut analis, EUR/USD akan menguji kembali level paritas dari waktu ke waktu, ini tidak bagus untuk euro.
Greenback, yang telah mencapai puncaknya dalam 20 tahun terakhir, memulai rallynya pada Kamis malam, 1 September. Pada hari pertama musim gugur, dolar AS mencatatkan kenaikan tiga pekan berturut-turut. Sehingga, pada hari Jumat, dolar mencatatkan nilai tertinggi dalam dua dekade terakhir melawan euro dan yen.
Dolar AS menyentuh level tertinggi 20 tahun menyusul perilisan indeks manufaktur di AS. Data menunjukkan bahwa PMI Manufaktur ISM tetap di level yang sama 52,8 pada bulan Agustus. Sebagian analis memperkirakan penurunan ke 52 poin. Namun, seperti yang ditunjukkan data, aktivitas dalam sektor manufaktur AS naik tajam. Indikator itu menunjukkan kekuatan untuk waktu yang lama.
Terkait hal ini, mata uang Eropa mundur drastis melawan pasangan Amerikanya. Euro membuka pekan ini di bawah level paritas tapi berhasil memenangkan kembali sebagian kekalahannya setelahnya. Pada pertengahan pekan perdagangan ini, EUR/USD pulih ke 1,0078 di tengah harga gas dan minyak yang lebih rendah dan komentar hawkish dari ECB. Sebagai referensi, euro menguji level paritas pertama pada awal Juli dan kemudian merosot ke level kritis di 0,9903.
Situasi semakin memburuk ketika EUR berjuang untuk meninggalkan level paritas dan bertahan dari tekanan penurunan. Pada Jumat pagi, 2 September, pasangan EUR/USD diperdagangkan di dekat 0,9970. Kemungkinan pasangan ini mungkin sedikit melaju ke 0,9980. Harga menembus level itu akan membuka jalan untuk penjual menuju area 0,9800-0,9820.
Pengetatan kebijakan moneter Federal Reserve AS memberikan dukungan besar bagi greenback. Dolar semakin kuat dengan semakin dekatnya rapat Fed bulan September. Pada waktu yang sama, mata uang Eropa beradadalam posisi yang jauh tidak menguntungkan karena tertekan oleh krisis energi yang berlarut-larut di Eropa. Para pelaku pasar mengharapkan Fed akan mempertahankan kebijakan moneternya yang ketat karena langkah ini penting untuk menangkal laju inflasi. Suku bunga diproyeksi naik 75 basis poin ke 3-3,25%.
Pada hari Jumat, data ketenagakerjaan di AS akan dirilis. Estimasi menunjukkan bahwa tingkat pengangguran pada bulan Agustus tetap dekat dengan 3,5% yang tercatat pada bulan Juli. Ketenagakerjaan sektor non pertanian naik 300.000. Federal Reserve akan mempertimbangkan data ini untuk mengevaluasi keadaan pasar buruh dan mengambil keputusan terkait suku bunga acuan.
Para ahli menduga data makroekonomi yang kuat akan memberikan lampu hijau untuk kenaikan suku bunga hingga 2023. Pasar yakin bahwa Fed akan menaikkan suku bunga untuk ketiga kalinya pada bulan September sebesar 75 basis poin. Untuk skenario yang berbeda, Fed perlu menyaksikan penurunan curam dalam pasar buruh. Namun, saat ini belum muncul tanda-tanda pasar buruh mendingin.
Musim panas ini, ekonomi AS menunjukkan performa yang relatif baik terlepas dari ancaman resesi. Namun, analis di Danke Bank skeptis mengenai kebijakan Fed saat ini. Mereka menunjukkan bahwa inflasi utama negara itu telah mencapai puncaknya sementara pasar buruh dan tekanan inflasi tetap kuat. Ini membuat regulator itu lebih sulit untuk menghindari resesi karena pada situasi inilah ekonomi AS memasuki 2023, Danske Bank menyimpulkan.