Apa yang menyebabkan keputusan pertama OPEC+ untuk memangkas produksi dalam lebih dari setahun? Mengapa putusan itu begitu simbolis? 100.000 bph adalah jumlah yang dapat diabaikan, terutama mengingat aliansi tersebut telah memproduksi sekitar 3 juta bph di bawah kuotanya dalam beberapa bulan terakhir. Hanya karena Nigeria dan Angola, OPEC+ kehilangan 1 juta barel per hari. Para investor bingung atas hasil pertemuan kartel dan sekutunya, yang memaksa Brent untuk stabil di dekat $95 per barel.
Sepintas, keputusan OPEC+ murni bersifat ekonomi. Selama tiga bulan terakhir, minyak telah kehilangan sekitar seperempat dari nilainya. Barat akan memulai kembali kesepakatan nuklir dengan Iran, yang akan meningkatkan pasokan lebih dari 1 juta barel per hari. Sementara itu, meluasnya lockdown COVID-19 China telah mengurangi konsumsi minyak negara itu secara signifikan sebesar 9,7% pada bulan Juli dan mengancam permintaan global. Pendapatan Arab Saudi dan negara-negara produsen lainnya turun, dan sinyal harus diberikan untuk mencegah penurunan selanjutnya. 100.000 bph adalah jumlah ideal. Jumlah simbolis tersebut bagai tembakan peringatan ke udara. Jika pasar tidak menghiraukannya, mungkin akan ada tembakan langsung.
Di sisi lain, politik mungkin terlibat dalam putusan OPEC+ ini. Rusia bermaksud balas dendam pada Barat atas sanksi, yang telah dibuktikan dengan pertama-tama mengurangi kapasitas Nord Stream menjadi 20% kemudian sepenuhnya berhenti memasok gas ke Eropa. Lebih sulit dengan minyak karena zona euro kurang bergantung pada bahan baku ini daripada bahan bakar biru. Zona euro dengan mudah menggantikan Moskow dengan Amerika Serikat dan Afrika, dan bersama-sama dengan Amerika Serikat, membuat rencana untuk menghukum Federasi Rusia akibat campur tangannya dalam urusan Ukraina.
Dinamika aliran minyak Rusia
Diskusi oleh negara-negara G7 terkait mekanisme pagu harga minyak Rusia juga sepertinya bukan ide yang bagus. Moskow sudah mengarahkan kembali aliran minyaknya dari Barat ke Timur, dan penciptaan kartel pembeli Eropa dan Amerika, di satu sisi, akan mempercepat proses ini, di sisi lain, akan menantang OPEC+. Aliansi ini dapat dengan mudah menanggapi apa yang diisyaratkannya dengan memutuskan untuk memangkas produksi.
Tanpa dukungan India dan China, rencana aliran harga G7 tidak terlihat mematikan, dan raksasa Asia yang bergabung dengannya ragu.
Dengan demikian, minyak terjebak di antara kekhawatiran penurunan permintaan dari China dan UE serta niat OPEC+ untuk mendukung harga dengan mengurangi pasokan. Mengingat langkah sederhana yang diambil oleh aliansi, Brent kemungkinan akan terus berada dalam tekanan. Pada saat yang sama, konsolidasi di kisaran $89,5–103,5 per barel terlihat cukup nyata.
Secara teknis, di chart harian, kegagalan varietas Laut Utara untuk menembus ke atas titik pivot $97,2, di mana MA juga berada, merupakan tanda melemahnya bullish. Hanya keberhasilan pengujian resistance ini yang akan memungkinkan pembelian minyak. Sebaliknya, jatuhnya Brent ke bawah $92,7 menjadi alasan penjualan.