Dolar dapat naik lebih tinggi jika Ketua Fed Jerome Powell bersikeras mengikuti langkah-langkah Paul Volcker dalam melawan inflasi.
Pada hari Selasa, Bloomberg Dollar Spot Index telah menyentuh rekor tinggi, sementara Intercontinental Exchange Inc. mencapai sekitar sepertiga di bawah level tertinggi sepanjang masa pada 1985. Indeks Fed berada di sekitar 11% di bawah puncak bulan Maret tahun ini.
Terlepas dari perbedaan yang jelas dalam lingkungan makroekonomi saat ini dan 40 tahun lalu, keberagaman indikator dolar mengisyaratkan bahwa trader tidak sepenuhnya yakin bahwa Powell akan setia pada sikap hawkish seperti pendahulunya. The Bloomberg Index, indikator yang lebih luas dari lainnya dan terdiri dari mata uang-mata uang pasar berkembang utama, kemungkinan akan mencapai di bawah puncaknya jika berada di sekitar waktu itu.
Tentu saja, Powell masih berkesempatan untuk menegaskan kembali komitmennya untuk melawan inflasi karena ia belum mengumumkan keputusan kebijakan Fed berikutnya dan prospek suku bunga pada akhir bulan ini.
"Powell telah mengambil beberapa langkah ke arah solusi terkenal Volcker, dan dengan terus terang mengakui bahwa kesulitan ekonomi kemungkinan akan harga yang harus dibayarkan dalam waktu dekat demi membawa inflasi kembali pada target," ujar Sean Callow, ahli strategi senior FX di Westpac Banking Corp. Ia menambahkan bahwa sebagian besar bankir bank sentral kemungkinan akan dibandingkan dengan Volcker, dan semakin panjang daya tarik imbal hasil dolar AS nantinya.
"Tidaklah mengejutkan jika dolar menyentuh rekor tertinggi baru baik pada aliran safe haven dari pelemahan ekonomi global dan karena ekonomi AS yang kuat membuka jalan untuk Fed tetap agresif," ujar Edward Moya, kepala analis pasar di Oanda. "Raja dolar telah bangun dari tidur siang dan itu dapat memberikan lebih banyak luka untuk mata uang-mata uang Eropa," tambahnya.
