Miliarder Ray Dalio, pendiri Bridgewater Associates, menyatakan bahwa karena Federal Reserve terus agresif memperketat kebijakan moneter, suku bunga perlu naik setidaknya 4,5%, dan membuat saham turun 20%.
Untuk mencapai hasil suku bunga 4,5%, Dalio mempertimbangkan inflasi dan imbal hasil riil. "Prosesnya dimulai dari inflasi. Kemudian ke suku bunga, lalu ke pasar lain, lalu ke ekonomi," jelasnya.
Pandangannya tentang pasar dan perekonomian AS agak suram. Dia menyatakan bahwa, saat ini, pasar menurunkan (discounting) inflasi selama sepuluh tahun ke depan sebesar 2,6%.
Dia memperkirakan dalam jangka panjang akan berada antara 4,5% dan 5%, kecuali force majeure, seperti eskalasi perang ekonomi di Eropa dan Asia, atau lebih banyak kekeringan dan banjir, kata Dalio, menggambarkan perkiraan inflasinya.
Mengingat hal ini dan imbal hasil riil, Dalio melihat suku bunga di antara 4,5% dan 6%. "Akhir yang lebih tinggi dari kisaran ini akan sangat buruk bagi debitur, pasar, dan ekonomi, saya memperkirakan Fed akan lebih melemah dari itu," jelasnya.
Suku bunga dana Fed saat ini berada di kisaran 2,25%-2,5%. Pekan ini, pasar sudah memperkirakan kenaikan 75 bps untuk ketiga kali secara berturut-turut, yang akan terjadi pada hari Rabu.
Dalio memperkirakan bahwa Fed akan mencapai 4,5%, yang akan membawa konsekuensi serius bagi pasar saham dan ekonomi. Menambahkan bahwa kenaikan suku bunga akan memiliki dua jenis efek negatif pada harga aset: 1) discount rate nilai sekarang dan 2) return aset yang menurun karena ekonomi yang melemah.
Ketika orang kehilangan uang, mereka menjadi berhati-hati, dan pemberi pinjaman juga lebih berhati-hati dalam meminjamkan uang kepada mereka, sehingga mereka membelanjakan lebih sedikit. Penurunan ekonomi yang signifikan diperkirakan akan diperlukan, tetapi hal ini akan memakan waktu karena tingkat kekayaan saat ini relatif tinggi, sehingga dapat digunakan untuk mendukung pengeluaran hingga dana habis.
