Minggu perdagangan baru telah dimulai. Karena kurangnya publikasi dalam kalender ekonomi statistik makro penting hari ini, aktivitas para investor kemungkinan akan rendah. Selama sesi perdagangan Asia hari ini, sedikit peningkatan volatilitas diamati dengan latar belakang publikasi data makro Jepang. Serta, volatilitas (terutama dalam kutipan dolar Selandia Baru) kami perkirakan dapat meningkat hari ini menjelang akhir hari perdagangan, ketika indeks harga konsumen baru di Selandia Baru akan dipublikasikan.
Namun, volatilitas yang terjadi di pasar keuangan mungkin sudah naik ke level tinggi selama sesi perdagangan Asia besok. Pada 00:30 dan 02:00 (GMT), risalah dari pertemuan RBA bulan Oktober dan blok statistik makro terpenting di Cina pun akan dipublikasikan.
Kedua publikasi harus secara langsung mempengaruhi kutipan mata uang kawasan Asia-Pasifik, khususnya, kutipan dolar Australia.
Cina adalah mitra perdagangan dan ekonomi terbesar Australia dan pembeli komoditasnya. Oleh karena itu, statistik makro positif dari Cina mungkin juga akan berdampak positif pada kutipan AUD, meskipun data terbaru dari Cina menunjukkan perlambatan ekonomi terbesar di dunia, dan ini merupakan faktor negatif untuk pasar saham dan mata uang komoditas. Kali ini, data makro positif diharapkan dari Cina. Jika dikonfirmasi, maka AUD hanya akan diuntungkan dari situasi ini.
Pada 00:30, seperti yang kami sebutkan di atas, risalah rapat RBA bulan Oktober akan diterbitkan. Seperti yang Anda ketahui, selama pertemuan ini, Reserve Bank of Australia menaikkan suku bunga sebesar 0,25%, yang cukup mengecewakan pembeli dolar Australia. RBA mengutip melemahnya prospek pertumbuhan ekonomi global sebagai alasan utama keputusan ini.
Keputusan untuk menaikkan suku bunga sebesar 0,25% datang sebagai kejutan bagi pelaku pasar yang mengharapkan kenaikan sebesar 0,50%. Sementara pernyataan terlampir RBA mengatakan bahwa "bank sentral tetap berkomitmen kuat untuk membawa inflasi kembali ke targetnya" dan "mengharapkan kenaikan suku bunga lebih lanjut di periode mendatang," pelaku pasar memandang keputusan tersebut sebagai keputusan yang ringan untuk lebih memperkuat dolar Australia. Mata uang ini terpantau turun tajam segera setelah publikasi keputusan RBA.
Kemungkinan, penerbitan protokol dari pertemuan ini besok tidak akan membawa kejutan. Tetapi jika masih mengandung informasi yang tidak terduga, maka volatilitas dalam kutipan AUD dapat meningkat secara tajam. Para pelaku pasar, terutama yang mengikuti dinamika AUD, akan merasa khawatir mengenai suasana kepemimpinan RBA mengenai prospek kebijakan moneter bank.
Jika RBA positif tentang keadaan pasar tenaga kerja di negara tersebut, tingkat pertumbuhan PDB, dan juga menunjukkan sikap "hawkish" terhadap perkiraan inflasi dalam perekonomian, maka pasar menganggap situasi ini sebagai kemungkinan kenaikan suku bunga yang lebih tinggi di pertemuan berikutnya, yang merupakan faktor positif untuk AUD. Retorika lembut dari pernyataan para pemimpin bank menyangkut hal tersebut, yang paling utama adalah inflasi akan memberi tekanan pada AUD.
Pada saat penulisan, AUD/USD diperdagangkan di dekat 0,6250, setelah berhasil sedikit pulih selama sesi perdagangan Asia setelah penurunan besar pada hari Jumat. Terpantau sejak April, AUD/USD telah menurun secara aktif, yang bagaimanapun, bertepatan dengan awal siklus pengetatan kebijakan moneter Fed.
Momentum bearish yang kuat terus berlaku, mendorong AUD/USD ke posisi terendah baru lokal.
Pertemuan RBA berikutnya, yang didedikasikan untuk masalah kebijakan moneter, dijadwalkan pada 1 November. Menurut perkiraan, suku bunga diperkirakan akan meningkat 0,25% menjadi 2,85%. Dengan demikian, RBA adalah salah satu bank sentral besar dunia pertama yang memutuskan untuk menjinakkan inflasi tinggi dalam langkah-langkah yang lebih kecil. Ini bukanlah faktor bullish yang kuat untuk AUD.
