Pada hari Senin, pasangan mata uang GBP/USD mulai menguat sejak sesi perdagangan Eropa, meskipun tidak ada agenda penting yang direncanakan pada hari ini. Namun, pergerakan kuat pound tidak lagi mengejutkan karena pound telah menunjukkan volatilitas ekstra selama lebih dari tiga minggu. Jika kita menganggap volatilitas tinggi hampir selalu merupakan pergerakan tren, maka hanya ada dua pilihan arah pergerakan. Akibatnya, pound dapat naik atau turun, tetapi ini tidak berarti pound hanya akan jatuh setiap hari dengan latar belakang fundamental negatif. Oleh karena itu, kami tidak menganggapnya sebagai tragedi karena pertumbuhan mata uang Inggris pada hari Senin dan tidak percaya itu berarti sesuatu yang spesifik. Untuk alasan teknis, itu bisa jadi tahap normal pergerakan naik. Pada time frame 4 jam, harga jelas memantul dari garis moving average pada hari Jumat, yang berarti sudah ada alasan bagi pound untuk tumbuh. Kami juga ingat pertumbuhan pasangan ini pada time frame 24 jam beralasan karena harga berhasil bertahan di atas garis kritis.
Meskipun latar belakang fundamental dan geopolitik tetap semenarik mungkin untuk mata uang Inggris, ini tidak berarti pound pada prinsipnya tidak dapat tumbuh. Lihat ilustrasi di atas: setiap puncak harga berikutnya masih lebih rendah daripada puncak sebelumnya, yang berarti tren menurun terus berlanjut. Jadi, kenaikan sebanyak 1.100 poin pun tidak berarti 100% tren menurun sudah berakhir. Pasangan ini mungkin berada dalam "periode ujung", tetapi harga harus melampaui setidaknya titik lokal maksimum terakhirnya untuk mengidentifikasi kemungkinan akhir dari tren menurun. Ini membutuhkan pertumbuhan ke level ke-15, bukan lebih rendah. Tentu saja, dengan volatilitas saat ini, GBP/USD dapat mencapai level ini pada hari Selasa atau Rabu. Jika ini terjadi, pound akan semakin dekat untuk menembus keruntuhan jangka panjang terhadap dolar.
Politik memang menarik, tapi tidak untuk pound.
Berita terbaru Inggris dan pound bersifat politis. Banyak Konservatif menyesalinya setelah Boris Johnson meninggalkan jabatan Perdana Menteri. Setelah hanya satu bulan, tampak jelas bahwa Liz Truss tidak akan menjadi "Margaret Thatcher baru" dan, secara umum, dapat meninggalkan jabatannya secepat mungkin. Pada prinsipnya, di Inggris, normal untuk memberikan mosi tidak percaya pada para pemimpin, memberhentikan menteri karena kesalahan apa pun, atau mengundurkan diri secara sukarela. Ingat posisi menteri-menteri utama beberapa kali berubah dalam beberapa tahun terakhir. Namun, Truss dapat mencetak rekor dunia, menerima mosi tidak percaya, dan meninggalkan posisinya dalam waktu satu bulan sejak menjabat.
Masalahnya, Truss dipilih karena loyalitasnya yang tinggi kepada Boris Johnson, popularitasnya yang relatif tinggi di kalangan Konservatif dan Inggris, serta kompetensinya yang tinggi dalam politik internasional (Truss adalah mantan Menteri Luar Negeri). Namun, kini masalah ekonomi menjadi yang utama bagi Inggris, dan Truss menghadapi begitu banyak kritik sehingga ia mungkin meninggalkan jabatannya.
Rencana pemotongan pajak, yang praktis tidak "merugikan" siapa pun selama pemilu, mendapat rentetan kritik begitu diumumkan. Truss harus segera mencari "kambing hitam", dan yang bisa ditunjuk hanya menteri keuangan yang baru dilantik sekaligus teman dekat Truss, Kwasi Kwarteng. Jadi, Truss harus mengambil langkah radikal untuk mendinginkan semangat oposisi dan anggota partainya. Namun, ini mungkin tidak menyelamatkannya dari pemungutan suara karena, menurut informasi terbaru, seluruh kelompok Tory akan meminta Truss mengundurkan diri secara terbuka. Tentu saja, Truss tidak akan meninggalkan jabatannya secara sukarela, dan bahkan mosi tidak percaya (jika disahkan) tidak berarti bahwa semua anggota parlemen akan mendukung pengunduran diri Perdana Menteri tersebut. Truss harus segera membatalkan rencana pemotongan pajaknya jika ingin mempertahankan posisi kepala negara. Ini akan menunjukkan ketidakmampuannya dalam hal ekonomi, tetapi pada saat yang sama, itu akan menunjukkan kekuatannya sebagai seorang pemimpin yang bisa mengakui kesalahannya dan melakukan hal baik untuk negara dan bangsanya.
Volatilitas rata-rata pasangan GBP/USD selama lima hari perdagangan ini sebesar 235 poin. Bagi pasangan pound/dolar, nilai ini "sangat tinggi". Jadi, pada Selasa, 18 Oktober, kami perkirakan akan terbentuk pergerakan di dalam channel, yang dibatasi oleh level 1.1180 dan 1.1650. Reversal indikator Heiken Ashi ke bawah menandakan tahap baru koreksi menurun.
Level support terdekat:
S1 – 1.1353
S2 – 1.1292
S3 – 1.1230
Level resistance terdekat:
R1 – 1.1414
R2 – 1.1475
R3 – 1.1536
Rekomendasi Trading:
Pasangan GBP/USD memulai kembali gerakan naiknya pada time frame 4 jam. Oleh karena itu, kini Anda harus tetap dalam order beli dengan target di 1.1536 dan 1.1650 hingga indikator Heiken Ashi berbalik ke bawah. Buka order jual jika harga menetap di bawah moving average dengan target di 1.1047 dan 1.0986.
Penjelasan ilustrasi:
Channel regresi linear - membantu menentukan tren saat ini. Jika keduanya mengarah ke arah yang sama, maka tren saat ini kuat.
Garis moving average (pengaturan 20.0, diperhalus) - menentukan tren jangka pendek dan arah trading yang sebaiknya dilakukan.
Level Murray - level target pergerakan dan koreksi.
Level volatilitas (garis merah) - kemungkinan channel harga di mana pasangan ini akan menetap pada hari berikutnya, berdasarkan indikator volatilitas.
Indikator CCI - masuknya indikator ini ke area oversold (di bawah -250) atau ke area overbought (ke atas +250) berarti reversal tren ke arah sebaliknya hampir akan terjadi.
