Inflasi yang terus tinggi akan memaksa Fed untuk menaikkan suku bunga secara agresif hingga akhir tahun, yang dalam gilirannya akan menjaga penurunan tajam harga emas dan perak.
Dalam sebuah diskusi panel selama konferensi tahunan London Bullion Market Association, para peserta sepakat bahwa emas dan perak dapat mengalami kesulitan selama sisa tahun ini karena kenaikan suku bunga dan momentum dolar yang berlanjutan menjaga modal investasi keluar dari pasar. Namun, sentimen tetap bullish pada potensi jangka panjang, meskipun terdapat haluan jangka pendek.
Panelis sepakat bahwa inflasi tetap menjadi masalah global, sehingga Fed harus menjaga sikap agresifnya untuk mendinginkan ekonomi global. John Rede, kepala ahli strategi pasar di Dewan Emas Dunia dan moderator diskusi, mengatakan bahwa dalam situasi saat ini, ia tidak melihat skenario dolar AS melemah dalam waktu dekat.
Tapi bahkan jika Fed terus menaikkan suku bunga hingga akhir tahun, sebagian panelis pesimis Fed dapat mencapai targetnya. Darren Botha, manajer portofolio di DRW Investments, mengatakan sulit untuk bank sentral AS mengubah taktiknya dalam waktu kdeat, tapi itu tidak akan cukup untuk membawa inflasi turun.
Kembali ke emas, sebagian besar panelis berpandangan bullish dalam jangka panjang, tapi sebagian pesimis, seperti Kathleen Kelly, pendiri dan CEO Queen Anne's Gate Capital. Ia berharap permintaan investasi yang lemah memberikan tekanan pada harga emas. Ia juga mencatat bahwa selama pandemi, investor berbondong-bondong beralih ke ETF yang didukung emas, yang mendorongnya ke level tertinggi sepanjang masa. Namun, sebagian besar modal investasi ini bernilai rendah, dan arus keluar ETF emas yang berkelanjutan dapat mendorong harga turun ke $1.350 per ounce.
Tapi meskipun pasar untuk logam mulia lemah, permintaan fisik untuk emas dan perak tetap luar biasa kuat, khususnya di Asia dan Timur Tengah. Panelis mengatakan ini akan memberikan dorongan bagi logam mulia dan akhirnya menarik modal investasi baru.
Amir Ravan, manajer portofolio di Bluecrest Capital Management, mencatat bahwa ada kelompok negara yang solid membeli emas dan trading di kalangan mereka sendiri demi menjauh dari dolar AS, belum lagi mereka jauh dari paparan geopolitik.
Matt Slater, kepala trading forward dan fisik logam mulia global di UBS, juga mengatakan bahwa permintaan fisik untuk emas dan perak menunjukkan betapa besarnya pasar itu. Ia menambahkan bahwa kilang di seluruh dunia bekerja keras untuk memenuhi permintaan.
Darren Botha juga melihat permintaan kuat untuk emas.