Pada Kamis, 27 Oktober, pemerintah AS akan mempublikasikan data terbaru PDB Q3 dan utang nasional AS. Para ekonom dan investor akan mengevaluasi seberapa dalam kontraksi ekonomi antara Q2 dan Q3. Federal Reserve AS dengan agresif menaikkan suku bunga dengan tujuan akhir kontraksi kontraksi guna mengatasi inflasi.
Sebenarnya, AS sudah memasuki resesi. Jika laporan tersebut mengungkapkan berlanjutnya penurunan PDB pada kuartal ketiga, ini akan menjadi kontraksi PDB AS tiga kuartal berturut-turut.
Angka terbaru menurut US Debt Clock.org menunjukkan bahwa utang nasional AS melampaui $31 triliun dan terus bertambah. Sementara itu, data terbaru dari The Fed mengungkapkan bahwa neracanya hanya turun sedikit dari sekitar $8,7 triliun pada puncaknya ke level saat ini senilai $8,3 triliun.
Para analis mengantisipasi berlanjutnya kenaikan suku bunga Fed pada pertemuan FOMC November dan Desember dengan total 150 basis poin. Ini akan menyebabkan suku bunga dana Fed menjadi antara 450 hingga 475 basis poin. Namun, suku bunga pada tingkat yang begitu tinggi dapat berdampak buruk pada pembayaran utang nasional. Saat ini, ukuran pinjaman federal melebihi PDB tahunan. Suku bunga yang lebih tinggi akan semakin membebani pemerintah untuk membayar utang nasional.
Ini berarti suku bunga 4,5% hingga 5,5% tidak berkelanjutan dalam jangka panjang karena meningkatkan biaya pembayaran utang nasional. Pertanyaannya adalah apakah Federal Reserve AS akan mengubah kebijakan moneter agresif saat ini atau setidaknya menghentikan kenaikan suku bunga setelah Desember. Lebih penting lagi, bertahannya tingkat suku bunga pada level tersebut untuk waktu lama akan berdampak sangat merugikan pada kemampuan pemerintah untuk melayani pembayaran bunga saja atas utang senilai $30.000 triliun.
Baik emas maupun perak berada dalam tekanan sejak Fed meluncurkan kenaikan suku bunga pada Maret tahun ini. Emas turun lebih dari 22% dari level tertinggi Maret ke levek terendah yang dicapai pada bulan September.
Sementara itu, perak menghadapi penurunan yang jauh lebih dalam, setelah jatuh lebih dari 32% dari level tertinggi yang dicapai pada bulan Maret.
Prospek jangka pendek untuk emas dan perak masih bearish akibat kenaikan suku bunga mendatang oleh Federal Reserve pada bulan November dan Desember.
Penurunan emas dan perak tahun ini cukup besar, dan pertanyaannya adalah apakah laporan PDB kuartal ketiga dan pembaruan utang nasional pada minggu depan akan memengaruhi sentimen pasar terhadap logam mulia.