Terlepas dari adanya data inflasi yang dirilis kemarin, baik di Inggris maupun di kawasan euro, hal-hal ini tidak dianggap penting. Alasan utamanya ada pada fakta bahwa inflasi di Inggris yang dari 9,9% menjadi 10,1% tidak lagi memengaruhi apa pun. Bank of England pada awal minggu ini secara terbuka mengumumkan bahwa mereka akan terus memperketat kebijakan moneter. Sepertinya hanya penerbitan data final terkait inflasi dari di zona euro, isinya ternyata tidak jauh berbeda dari perkiraan awal, yang sudah sedari lama diperhitungkan oleh pasar. Sehingga, akselerasi inflasi di kawasan euro dari 9,1% menjadi 9,9% tidak berbeda jauh dari perkiraan awal 10,0%. Dengan kata lain, data tidak dapat mempengaruhi mood pelaku pasar dengan cara apapun.
Inflasi (Eropa):
Selain itu, fokus saat ini adalah krisis politik yang berkembang di Inggris. Terlepas dari perubahan bendahara pemerintah dan penolakan rencana pengurangan pajak yang diusulkan sebelumnya, semakin banyak pihak Konservatif, dipimpin oleh Liz Truss, yang menuntut pengunduran diri sang perdana menteri baru ini. Meski proses ini akan membutuhkan waktu kurang dari dua bulan. Truss bahkan dipaksa untuk berbicara di House of Commons kemarin, untuk membela dan membenarkan tindakannya sebagai kepala pemerintahan. Sepertinya kita benar-benar berbicara terkait krisis politik yang berkembang dalam konteks krisis ekonomi yang juga berkembang. Keaadaan ini jelas tidak memberikan optimisme untuk pound. Pada gilirannya, mata uang Inggris membuat euro jatuh.
Data pemohon tunjangan pengangguran akan dipublikasikan di AS hari ini, data yang sepertinya tidak akan mempengaruhi apa pun karena jumlahnya nyaris hampir tidak berubah. Jumlah appeals awal seharusnya hanya bertambah 2.000. Angka pemohonn berulang juga dapat meningkat dengan jumlah yang sama. Para investor tidak punya pilihan selain terus mengikuti perkembangan di Inggris yang pasti menentukan mood pelaku pasar. Apabila mengingat vektor perkembangan krisis politik ini, masih terlalu dini bagi pound untuk memikirkan pertumbuhan riil. Sebaliknya, kita perlu bersiap untuk pelemahan kembali pada pound. Terlebih lagi, karena tidak adanya faktor lain yaitu mata uang tunggal akan mengikuti pound Inggris dengan patuh.
Euro masih kesulitan untuk bertahan di atas benchmark value 0,9850 terhadap dolar AS. Sebaliknya, ada stagnasi terbentuk yang akhirnya mengarah pada momentum ke bawah dan menarik harga di bawah 0,9800.
Instrumen teknis RSI H4 melintasi garis rata-rata 50 dari atas ke bawah selama perubahan harga yang tajam. Langkah ini menunjukkan peningkatan volume posisi sell.
Garis geser MA pada indikator Alligator H4 silang-menyilang satu sama lain, sesuai dengan sinyal bahwa siklus menaik melambat.
Ekspektasi dan prospek
Saat ini, terjadi stagnasi di dalam 0,9750. Agar dapat memperpanjang siklus penurunan saat ini, harga harus tetap di bawah titik pivot variabel.
Langkah ini akan menyebabkan depresiasi euro ke setidaknya 0,9700.
Trader dilansir perlu mempertimbangkan skenario alternatif pengembangan pasar apabila harga kembali di atas nilai referensi 0,9850. Terkait hal ini, euro bull akan meraih kesempatan kedua untuk tumbuh.
Analisis indikator kompleks dalam jangka pendek dan periode intraday menunjukkan sinyal jual karena pergerakan turun dari nilai 0,9850.