Pasangan mata uang GBP/USD memulai koreksi ke bawah yang lemah pada hari Selasa. Pada saat yang sama, pasangan ini terus berada di atas garis moving average, tetapi bahkan dalam ilustrasi di atas, dalam beberapa minggu terakhir tampaknya pasangan ini terus melampauinya dalam satu arah, lalu ke arah lain. Jadi, kini tidak ada tren yang jelas, meskipun saya ingin menyimpulkan bahwa trennya naik. Dalam artikel euro/dolar, kami membahas penyebab dolar AS dapat tetap sangat kuat di tahun 2023. Oleh karena itu, bahkan kenaikan pasangan pound/dolar sebanyak 1300 poin tidak memungkinkan kita menarik kesimpulan jelas atas pembentukan tren naik jangka panjang yang baru. Ingat, geopolitik dan "fundamental" dalam beberapa minggu terakhir tidak berubah. Faktor pertumbuhan mulai muncul dalam mata uang Inggris, tetapi apakah itu cukup bagi pound untuk menunjukkan pergerakan naik dalam jarak jauh? Kami meragukannya.
Pada time frame 24 jam, pasangan ini juga naik ke atas Ichimoku cloud, yang sedikit meningkatkan peluang penguatannya. Namun, perekonomian Inggris, jika tidak dalam keadaan yang menyedihkan, maka bisa dibilang dalam keadaan yang sangat berbahaya. Pasar sedang menunggu rencana keuangan baru dari pemerintah Inggris. Yang kami ingat, rencana terakhir gagal total dan menyebabkan lengsernya Perdana Menteri Liz Truss. Menteri Keuangan Kwasi Kwarteng juga mundur dari jabatannya. Kini semuanya bergantung pada Rishi Sunak dan Jeremy Hunt. Alih-alih memotong pajak, mereka akan menaikkannya, yang dapat menyebabkan turunnya popularitas kaum konservatif di kalangan warga Inggris. Pemilihan parlemen berikutnya tidak akan segera berlangsung, tetapi bagaimanapun, Partai Konservatif harus memahami apa yang akan terjadi jika langkah seperti itu diambil: di masa-masa tersulit bagi Inggris (Brexit, pandemi, kenaikan harga energi, geopolitik), pajak juga akan naik. Mekanisme kompensasi memang telah ditemukan untuk penduduk Inggris, yang akan mengurangi tagihan energi mereka. Tetapi pada saat yang sama, pajak akan naik, dan pound sterling terdepresiasi sebanyak 10% per tahun, sehingga pendapatan riil warga turun.
Huw Pill yakin kembalinya inflasi ke level 2% tidak akan terjadi tanpa pengorbanan.
Setelah Bank of England menaikkan suku bunga untuk kedelapan kalinya berturut-turut, dan Andrew Bailey "menjanjikan" awal resesi pada kuartal ketiga, banyak yang mulai berhati-hati terhadap pound Inggris. Terlalu banyak kejutan yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir. Bahkan pertumbuhan terakhirnya yang mengesankan ternyata hanya kebetulan, karena merupakan reaksi pasar terhadap penolakan pemerintah Liz Truss atas rencana pengurangan pajak. Jika Truss dan Kwarteng pada awalnya tidak memaparkan rencana ini, pasar tidak akan runtuh dan tidak akan menyeret pound turun. Jadi, jika pergerakan ini "dihapus" dari chart , maka pound tetap berada di dekat level terendah 37 tahun dan tidak menunjukkan pertumbuhan kuat.
Pada saat yang sama, kepala ekonom Bank of England, Huw Pill, mengatakan bahwa kekurangan tenaga kerja di Inggris tetap sangat kuat, meskipun ekonomi melambat. Ini masalah lama bagi Inggris karena, setelah keluar dari UE, tenaga kerja yang dikirim ke negara ini jauh lebih sedikit daripada sebelumnya. Dan warga Inggris sendiri tidak terbiasa bekerja "kasar", sehingga terjadi kekurangan. Pill juga mengatakan regulator akan melakukan segala upaya untuk mengembalikan inflasi ke 2%, tetapi pada saat yang sama BA tidak boleh terpaku hanya pada inflasi, mereka harus berusaha menghindari gangguan dalam ekonomi riil. Pill juga mengatakan bahwa pada kenyataannya, "disinflasi" tidak mungkin tercapai tanpa konsekuensi. Ia memahami keinginan banyak orang untuk menyalahkan Bank of England atas resesi, tetapi sebenarnya ada "faktor lain yang harus disalahkan."
Berdasarkan ini, kami menyimpulkan bahwa kondisi di Kerajaan Inggris tidak baik-baik saja. Jika resesi kuat, seperti yang kini diperkirakan, pound mungkin kehilangan posisi yang dicapai dengan susah payah aats dolar AS. Kondisi di Amerika juga tidak bagus, tetapi masalahnya lebih sedikit.
Volatilitas rata-rata pasangan GBP/USD selama 5 hari perdagangan terakhir sebesar 221 poin. Bagi pasangan pound/dolar, nilai ini "tinggi". Pada Rabu, 9 November, kami perkirakan terbentuk pergerakan di dalam channel, yang dibatasi level 1.1371 dan 1.1813. Reversal indikator Heiken Ashi ke bawah mengisyaratkan tahap baru koreksi menurun.
Level support teknikal:
S1 – 1.1536
S2 – 1.1475
S3 – 1.1414
Level resistance teknikal:
R1 – 1.1597
R2 – 1.1658
R3 – 1.1719
Rekomendasi Trading:
Pasangan GBP/USD melanjutkan gerakan naiknya pada time frame 4 jam. Oleh karena itu, saat ini Anda harus tetap dalam order beli dengan target di 1.1719 dan 1.1813 hingga indikator Heiken Ashi berbalik turun. Pembukaan order jual harus dipasang di bawah moving average dengan target di 1.1292 dan 1.1230.
Penjelasan ilustrasi:
Channel regresi linear - membantu menentukan tren saat ini. Jika keduanya mengarah ke arah yang sama, maka tren saat ini kuat.
Garis moving average (pengaturan 20.0, diperhalus) - menentukan tren jangka pendek dan arah trading yang sebaiknya dilakukan.
Level Murray - level target pergerakan dan koreksi.
Level volatilitas (garis merah) - kemungkinan channel harga di mana pasangan ini akan menetap pada hari berikutnya, berdasarkan indikator volatilitas.
Indikator CCI - masuknya indikator ini ke area oversold (di bawah -250) atau ke area overbought (ke atas +250) berarti reversal tren ke arah sebaliknya hampir akan terjadi.
