Pasar emas berakhir pekan lalu, mempertahankan sebagian besar perolehannya bulan ini. Tapi harga-harga mungkin turun dalam jangka pendek. Menurut survei emas mingguan terbaru, sentimen di kalangan analis Wall Street dan investor ritel sedikit bullish.
Namun, sebagian analis mengatakan bahwa setelah emas naik hampir 11% dalam tiga pekan terakhir, dan dengan harga mendekati level $1.800, konsolidasi akan sehat.
Sean Lusk, co-director di commercial hedging Walsh Trading, mengatakan bahwa harga emas dapat turun pekan ini karena ia berharap Federal Reserve akan terus menaikkan suku bunga dengan agresif.
"Pada akhirnya, inflasi tetap tinggi, sehingga Federal Reserve belum selesai menaikkan suku bunga," ujarnya.
Lusk juga menambahkan bahwa investor akan terus memperhatikan prospek jangka panjang. Menurutnya, emas dan perak akan tampak menarik kenaikan suku bunga mendorong ekonomi AS ke dalam resesi.
"Saya akan mencari peluang buy the dips pada koreksi ini, tapi tidak secara agresif, karena kita tidak tahu apa yang akan Fed lakukan," ujarnya. "Investor harus meyakinkan diri, dengan resesi yang akan datang, apakah anda ingin menahan ekuitas atau aset safe haven seperti emas."
Phillip Streible, Chief Market Strategist di Blue Line Futures, memiliki opini yang sama seperti Sean Lusk. Ia juga berpandangan bearish dan ingin membeli emas pada harga yang lebih rendah.
"Menurut saya anda perlu berhati-hati," ujarnya. "Pekerjaan Fed belum selesai."
Streible mencatat bahwa kurva imbal hasil terbalik antara obligasi 10 dan 2 tahun terus melebar, mengisyaratkan bahwa ekonomi AS berpotensi mengarah ke resesi yang berkepanjangan dan parah.
Pekan lalu, 20 analis Wall Street ikut serta dalam survei harga emas. Di antara peserta, delapan analis, atau 40%, memperkirakan harga yang lebih tinggi pekan ini. Pada waktu yang sama, tujuh analis atau 35%, berpandangan bearish dalam jangka pendek, sementara lima analis, atau 25% netral.
Sementara itu, 495 suara dikumpulkan dalam poling online Main Street. Di antara ini, 221 responden atau 45%, mengharapkan emas akan naik pekan ini. 177 suara lainnya atau 36%, mengatakan harga akan turun, sementara 97 suara atau 20%, netral.
Sentimen investor ritel turun tajam sejak pekan lalu, sementara minat dalam logam mulia ini juga turun dengan melihat tingkat partisipasi yang rendah dalam survei-survei online.
Perubahan dalam sentimen disebabkan oleh fakta bahwa harga emas turun hampir 1% pada akhir pekan ini. Namun, setelah turun ke level rendah dua tahun pada awal November, harga emas naik lebih dari 8%.
Sebagian analis mengatakan kenaikan baru dalam dolar AS, yang didukung oleh komentrak hawkish dari para anggota Federal Reserve, dapat memberikan tekanan pada harga.