Inflasi Zona Euro melambat untuk pertama kalinya dalam 1,5 tahun, memberikan secercah harapan untuk ECB yang tengah berjuang untuk mengakhiri guncangan harga konsumen terburuk dalam satu generasi.
Eurostat hari Rabu melapotkan bahwa tingkat inflasi Zona Euro sedikit turun ke 10% pada bulan November, di bawah perkiraan rata-rata para ekonom sebesar 10,4%. Penurunan dari 10,6% pada bulan Oktober adalah yang terbesar sejak tahun 2020 dan disebabkan oleh kenaikan harga energi dan jasa yang lebih lambat, meskipun harga pangan naik lebih cepat.
Para pejabat ECB menekankan bahwa data tersebut sangat penting bagi mereka untuk memutuskan apakah akan menaikkan suku bunga untuk ketiga kalinya berturut-turut sebanyak 75 basis poin, keputusan yang mungkin tidak akan diambil sekarang. Para pembuat kebijakan kemungkinan akan mempelajari laporan tersebut pada rapat hari Rabu, rapat terakhir mereka sebelum mengambil keputusan pada 15 Desember.
Pasar uang memprediksi kenaikan suku bunga sekitar 57 basis poin pada akhir tahun. Obligasi Eropa menambah kerugian setelah perilisan data hari Rabu, dengan imbal hasil pada obligasi Jerman du atahun naik enam basis poin ke 2,17%.
Pasangan EURUSD mengalami kenaikan sehari setelah berita tersebut rilis:
Inflasi di zine euro tetap dalam dua digit selama dua bulan berturut-turut, dan para pejabat pekan ini mencoba memperingatkan potensi harapan palsu. Presiden ECB Christine Lagarde mengatakan kepada Parlemen Eropa pada hari Senin bahwa ia "akan terkejut" jika pertumbuhan harga memuncak.
Angka-angkanya mengikuti serangkaian indikator harga konsumen yang lebih lemah di zona euro pekan ini. Inflasi melambat di Jerman, Italia, Spanyol dan Belanda. Di Prancis, diluar dugaan inflasi tetap stabil. Pertumbuhan harga melaju hanya di tiga negara zona euro.
Para pejabat ECB akan menggunakan data ini baik sebagai indikator tekanan harga dan sebagai input untuk perkiraan ekonomi per kuartal yang baru. Dengan menunjukkan jalur inflasi, perkiraan tersebut juga kemungkinan akan menunjukkan bagaimana guncangan ekonomi pada kawasan itu menghancurkan pertumbuhan, karena resesi kemungkinan sedang mengintai.
Para pembuat kebijakan telah menaikkan suku bunga sebanyak 200 bps sejak Juli dan sekarang harus memutuskan apakah akan menaikkan mereka 75 bps lagi atau memilih langkah yang lebih kecil.
Belum jelas apakah angka inflasi yang lebih rendah akan cukup untuk mendorong ECB menaikkan hanya setengah poin. Pekan lalu, anggota dewan eksekutif Isabel Schnabel telah mencoba mempertanyakan prospek pengetatan yang lebih lambat.
"Sinyal data mendatang bahwa inflasi lebih kuat, membatasi ruang untuk memperlambat laju penyesuaian suku bunga," ujarnya.
