Indikator utama Asia menunjukkan kenaikan hingga 1% pada penutupan trading tahun ini. Pada hari Jumat, Nikkei 225 Jepang naik 0,41%, dengan Shenzhen Composite naik sedikit lebih tinggi di 0,43%. Shanghai Composite naik 0,61%, sementara S&P/ASX 200 Australia naik sedikit lebih tinggi di 0,66%. Indeks Hang Seng Hong Kong menunjukkan pertumbuhan terbesar dengan menambahkan 0,94%.
Bursa saham Korea tidak trading karena dimulainya perayaan Tahun Baru. Namun, pada hari Kamis, KOSPI ditutup melemah tajam (sebesar 1,93%). Pada bulan Desember, indikator ini turun total sebesar 9,2%, tetapi selama kuartal terakhir tahun ini telah bertambah 3,8%. Sepanjang tahun ini, indikator Korea kehilangan 25%, rekor penurunan selama 14 tahun terakhir.
Pada saat yang sama, Nikkei 225 Jepang juga turun 9,2% selama setahun terakhir, penurunan terbesar dalam empat tahun terakhir. Pada bulan Desember saja penurunannya sebesar 6,7%, meskipun pada kuartal keempat indeks meningkat sebesar 0,6%.
Di antara perusahaan Jepang, pertumbuhan nilai terbesar terlihat pada Mitsubishi Motors, Corp. yang naik sebesar 2,2%, Fast Retailing, Co. Ltd., yang naik 1,9%, serta M3, Inc. yang naik 1,8%.
Adastria, Co. naik 17,2% karena prospek yang lebih baik untuk tahun fiskal saat ini dan lebih dari dua kali lipat laba bersihnya dalam sembilan bulan (Maret hingga November).
Ini merupakan tahun yang menantang bagi investor. Mereka prihatin dengan kebijakan moneter bank sentral global yang semakin ketat. Investor mengharapkan terjadinya penurunan ekonomi global karena kenaikan suku bunga yang konstan sebagai langkah untuk memerangi kenaikan inflasi.
Para ahli percaya bahwa di tahun mendatang, investor akan terus memantau tindakan bank sentral dan menilai dampaknya terhadap perekonomian, serta memantau tingkat pertumbuhan harga konsumen.
Di satu sisi, trader mengkhawatirkan penyebaran virus corona di Tiongkok dan kemungkinan masalah rantai pasokan yang terkait dengannya. Di sisi lain, laporan otoritas Tiongkok tentang niat untuk melonggarkan pembatasan karantina di negara tersebut memberikan harapan pemulihan ekonomi Tiongkok yang cepat.
Di antara perusahaan Tiongkok, Netease, Inc. (+4%), China Resources Land, Ltd. (+3,2%) dan Baidu, Inc. (+2,7%) meraih keuntungan terbesar.
JD.com (+1,9%), Lenovo Group (+1,7%), Alibaba Group Holding, (+1,6%) serta Xiaomi (+1,3%) naik lumayan rendah.
Perusahaan terbesar di Australia juga menunjukkan pertumbuhan: harga saham Woodside Energy Group naik sebesar 0,9% dan Santos - sebesar 0,7%.