Jika sebuah aset naik terlalu cepat, risiko penjualannya meningkat drastis. Contoh umumnya adalah euro dan emas. Dari level terendah September hingga puncak Januari, pasangan EURUSD tumbuh sebesar 15,5%, sementara logam mulia menguat sebesar 21%. Dalam kondisi seperti itu, jatuh dari tebing adalah hal yang sepele. Yang dibutuhkan hanyalah sebuah alasan. Dan retorika Christine Lagarde yang tidak jelas pada konferensi pers setelah hasil rapat pertama ECB pada tahun 2023 dan statistik kuat lapangan kerja Amerika untuk bulan Januari sudah cukup.
Anehnya, pergeseran sentimen investor terjadi di tengah niat Fed untuk memperlambat laju pengetatan moneter dan kuatnya laporan lapangan kerja AS untuk bulan Januari, yang meragukan niat tersebut. Pasar berjangka sekarang memperkirakan suku bunga naik menjadi 5,25% dan tidak mengesampingkan kenaikannya menjadi 5,5%, yang merupakan berita buruk bagi saham dan obligasi. Rally profitabilitas obligasi telah menjadi salah satu pendorong jatuhnya XAUUSD.
Dinamika imbal hasil emas dan obligasi
Pasar terus menentang Fed selama beberapa bulan terakhir, tidak memperhatikan fakta bahwa bank sentral tiga kali menaikkan suku bunga selama periode ini dan menandakan pertumbuhannya di masa depan. Namun, reaksi investor sangat bergaya, dan siapa yang peduli? Mereka dengan serius mengandalkan pembalikkan dovish pada paruh kedua tahun 2023, yang memberi tekanan pada dolar.
Jatuhnya indeks USD, menurut StoneX, akan membantu emas mencapai $2.070 per ounce pada akhir tahun. Minat terhadap dolar AS mencair di depan mata kita, likuiditas mencari rumah baru, dan jejak profesional pasar terlihat jelas dalam pergerakan emas pada awal tahun 2023. Jika kita menambahkan ketegangan geopolitik dan global yang mendorong lebih banyak pemain, termasuk bank sentral, terhadap logam mulia, maka penurunan kuotasi XAUUSD saat ini tidak lebih dari sebuah koreksi.
Dinamika dolar AS dan emas
Perhatikan bahwa pembelian aktif emas oleh bank sentral pada tahun 2022, tertinggi sejak 1967, yang menjadi salah satu pendorong pertumbuhan harga di akhir tahun. Tindakan mereka terkait, antara lain, dengan pembekuan sebagian cadangan devisa Bank Rusia akibat konflik bersenjata di Ukraina.
Dinamika lebih lanjut dari XAUUSD mungkin bergantung pada inflasi AS. Jika harga konsumen tiba-tiba kembali meningkat pada bulan Januari, plafon yang diusulkan pada suku bunga bisa naik menjadi 5,5%, dan para investor akhirnya akan mengabaikan gagasan pembalikan Fed menjadi dovish pada tahun 2023, yang akan mendukung dolar AS. Sebaliknya, berlanjutnya pelambatan CPI akan meningkatkan selera risiko global, yang melemahkan mata uang AS dan membantu logam mulia.
Secara teknis, di chart harian, kembalinya emas ke kisaran nilai wajar $1.876–$1.946 per ounce merupakan sinyal pertama pelemahan bearish. Jika para pembeli berhasil mendorong kuotasi di atas pivot point $1.892 dan $1.900, risiko pemulihan tren naik akan meningkat.
