Setelah fluktuasi tajam yang disebabkan oleh data inflasi AS, pasangan EUR/USD memasuki fase konsolidasi.
Data yang dirilis pada hari Selasa menunjukkan bahwa pada bulan Januari, indeks harga konsumen AS naik 0,5% per bulan, setelah naik 0,1% pada bulan Desember. Ini merupakan nilai CPI tertinggi sejak Juni.
Sementara itu, indikator tersebut naik 6,4% year-on-year, membukukan kenaikan terkecil sejak Oktober 2021 setelah naik 6,5% pada Desember.
Reaksi pasar terhadap data ini cukup emosional.
EUR/USD awalnya melambung ke titik tertinggi dua minggu di dekat 1.0800, kemudian berbalik, bergegas menuju 1.0700. Pada akhirnya, pasangan ini mampu stabil dan memulihkan penurunan sebelumnya. Pasangan ini mengakhiri perdagangan Selasa dengan kenaikan sebesar hampir 0,14% di area 1.0735.
Pada paruh pertama hari Rabu, EUR/USD berfluktuasi dalam rentang sempit 30-40 pip, sementara para investor terus mengevaluasi data terbaru inflasi AS, yaitu dampaknya terhadap kebijakan Fed.
Suku bunga utama The Fed saat ini berada di rentang target 4,50%-4,75%. Pada bulan Desember, mayoritas pejabat bank sentral mengatakan bahwa level 5,1% sudah cukup untuk meredam inflasi.
Pada hari Selasa, Presiden Fed Philadelphia, Patrick Harker, mengatakan bahwa berita inflasi tidak mengubah pandangannya bahwa suku bunga harus naik di atas 5%.
"Berapa banyak di atas 5%? Itu akan sangat tergantung pada apa yang kita saksikan. Hari ini, kita memiliki laporan inflasi yang bagus karena bergerak turun, tetapi tidak pesat", ujarnya.
Tetap saja, Harker menyatakan bahwa The Fed "kemungkinan hampir" mencapai level yang cukup tinggi untuk berhenti.
"Inflasi normal, tetapi turun perlahan. Saya pikir akan ada lebih banyak gerakan yang lembam, lebih banyak kegigihan yang mungkin tidak kita inginkan", ujar Presiden Fed Richmond, Thomas Barkin.
"Jika inflasi mereda, mungkin kita tidak terlalu jauh, tetapi jika inflasi bertahan pada level yang jauh di atas target kami, maka mungkin kami harus berusaha lebih keras", tambahnya.
Kepala Fed Dallas, Lori Logan, yakin bahwa seiring sangat kuatnya pasar tenaga kerja yang membuat inflasi tetap tinggi, Fed seharusnya belum menetapkan titik penghentian suku bunga.
"Risiko utama yang saya lihat adalah jika kami memperketat kebijakan moneter terlalu sedikit, ekonomi akan tetap terlalu panas dan kami tidak akan mampu menahan inflasi", ujarnya.
"Mengingat kuatnya pasar tenaga kerja, jelas ada risiko bahwa inflasi akan terus naik lebih lama daripada yang diperkirakan, atau kita mungkin perlu menaikkan suku bunga lebih tinggi daripada prakiraan saat ini", ujar Presiden Fed New York, John Williams.
Menurutnya, mengakhiri tahun 2023 dengan suku bunga dasar di kisaran 5,00-5,50% tampaknya merupakan pendekatan yang tepat untuk prospek kebijakan.
Menyusul rilis CPO untuk bulan Januari, para trader suku bunga berjangka kini memperkirakan Fed menaikkan biaya pinjaman tiga kali lagi, membawa tingkat kebijakan ke kisaran 5,25%-5,50% pada bulan Juli, jika bukan Juni.
Para pakar Commerzbank meyakini bahwa otoritas tinggi Fed tidak dipertanyakan. Meskipun penurunan inflasi tampaknya tidak cukup meyakinkan, kami dapat mengatakan bahwa regulator akan memperketat kebijakan moneter, dan melemahnya dolar tampaknya kurang dapat dibenarkan pada tahap saat ini.
Selama jam perdagangan Eropa pada hari Rabu, greenback bertahan kuat terhadap para pesaing utamanya, yang menyebabkan konsolidasi pada pasangan EUR/USD.
Pasangan mata uang utama tersebut kehilangan keseimbangan setelah rilis laporan dari Departemen Perdagangan AS pada awal sesi New York. Laporan tersebut menunjukkan bahwa bulan lalu penjualan ritel AS meningkat 3% dibandingkan dengan Desember, rekor kecepatan sejak Maret 2021.
Data tersebut menunjukkan bahwa Fed harus bekerja lebih keras untuk mengekang permintaan konsumen dan mengendalikan inflasi.
Akibatnya, greenback dolar AS menguat dan EUR/USD tenggelam ke titik lokal terendah di area 1.0660.
Namun, di sesi selanjutnya, indikator-indikator utama Wall Street mampu mendapatkan momentum, memulihkan penurunan sebelumnya yang tidak memungkinkan USD untuk memperpanjang pantulan.
Kemarin, indeks S&P 500 naik sebanyak 0,28% ke level 4.147,6.
"Laporan penjualan ritel, bersama dengan kuatnya data pasar tenaga kerja yang dirilis Jumat lalu, menunjukkan bahwa ekonomi AS tetap tangguh", tulis para ahli strategi di Janus Henderson Investors.
"Kami melihat ekonomi tetap kuat dan inflasi melambat, meskipun masih terlalu tinggi, dan suasana saat ini termasuk 'Goldilocks', di mana perekonomian kuat, tetapi inflasi menurun, meskipun masih terlalu tinggi", mereka menambahkan.
Selain itu, ketahanan ekonomi AS telah memberi harapan kepada para investor bahwa prospek pertumbuhan global mungkin tidak sesuram ekspektasi semula, yang memicu selera risiko.
Dengan latar belakang ini, greenback kehilangan momentum kenaikannya, yang memungkinkan pasangan EUR/USD sedikit pulih. Namun, pasangan ini mengakhiri sesi Rabu di wilayah negatif dekat 1,.0689, turun hampir sebanyak 0,4% pada hari ini.
Selama jam perdagangan Eropa pada hari Kamis, EUR/USD mengkonsolidasikan penurunannya baru-baru ini, berfluktuasi dalam kisaran 30 pip karena greenback mengambil jeda setelah pada hari Rabu mengungguli mata uang-mata uang utama lainnya.
Data yang dirilis pada awal sesi Amerika menyebabkan lonjakan turun lainnya pada pasangan EUR/USD.
Harga produsen AS bulan Januari naik pada dengan laju tercepat dalam tujuh bulan, melonjak 0,7% per bulan.
Data ini menimbulkan kekhawatiran atas berlanjutnya kenaikan suku bunga Fed untuk mengekang inflasi dan mendorong greenback naik sambil membebani pasar saham.
Indeks saham AS turun tajam, melemah sekitar 1% di beberapa titik dan menyeret pasangan EUR/USD. Pasangan ini menguji ulang posisi terendah 9 Januari di sekitar 1.0655, kemudian berhasil pulih.
Dolar AS terus mendapatkan keuntungan dari kinerja ekonomi AS yang kuat.
Namun, beberapa pakar berpendapat bahwa laporan CPI dan data penjualan ritel mungkin tidak cukup untuk meyakinkan pasar bahwa ekonomi AS berjalan dengan baik.
Prospek kenaikan suku bunga, yang mungkin bertahan di level ini lebih lama daripada yang diharapkan, mendukung greenback.
Pertanyaan utamanya adalah berapa lama ekonomi AS dapat mempertahankan suku bunga sebesar 5,5%.
Reversal yang dalam pada kurva imbal hasil Treasury AS mengisyaratkan bahwa ekonomi AS tidak akan mampu mempertahankannya.
Pasar berjangka memperkirakan suku bunga AS mencapai puncaknya mendekati 5,25% pada bulan Juli sebelum jatuh ke 5,0% pada akhir tahun.
"Menurut kami, data akan tetap menjadi pendorong utama untuk dolar dan kondisi risiko global, karena kedalaman perlambatan ekonomi AS masih menjadi pendorong utama ekspektasi suku bunga, terutama dalam hal waktu, ukuran, dan kecepatan pelonggaran Fed dalam jangka menengah", ujar para analis ING.
Mereka menambahkan, "Pasangan EUR/USD tampaknya kuartal ini disiapkan untuk berada pada rentang trading yang luas di 1.0500-1.1000, yang membuat kami nyaman dengan prospek EUR/USD kami. Pasangan ini diperkirakan akan mengakhiri kuartal pertama di dekat 1.0800 sebelum rebound kuat ke atas 1.1000 pada kuartal kedua karena disinflasi di AS terus berlangsung saat Tiongkok memulai kembali perekonomiannya."
Para spesialis TD Securities menyatakan bahwa pasangan EUR/USD tampaknya telah berkonsolidasi dalam rentang trading 1.0500-1.1000. Mereka yakin bahwa pada kuartal mendatang, pasangan ini akan lebih banyak mengalami kenaikan daripada penurunan.
"EUR/USD tampaknya telah menetap di rentang trading 1.0500-1.1000. Pada level saat ini, kami berada di dekat titik tengah rentang ini, yang memaksa kami menunggu level yang lebih menguntungkan untuk memasuki pasar. Kami memperkirakan pada kuartal mendatang euro akan mengalami lebih banyak kenaikan daripada penurunan, yang mencerminkan pedoman kuartal kedua EUR/USD kami di level 1.1500. Namun, kami lebih suka bersabar karena kami berusaha untuk melakukan pembelian di dekat titik dasar rentang yang baru", ujar TD Securities.
Morgan Stanley tetap positif terhadap mata uang tunggal Eropa.
"Spread dalam waktu dekat - perbedaan antara suku bunga tiga bulan dan apa yang akan para investor lihat dalam waktu 18 bulan - terbalik untuk pasar, termasuk AS dan Selandia Baru, tetapi tetap datar untuk zona euro setelah turun pada bulan Januari. Itu merupakan sinyal bahwa Bank Sentral Eropa dapat terus menaikkan suku bunga untuk menekan inflasi tanpa harus terlalu khawatir terhadap dampak ekonominya", ujar para pakar bank tersebut.
Musim dingin yang sejuk meredakan krisis energi di Eropa, dan pasar tenaga kerja menunjukkan dinamika positif, yang mendukung pandangan ECB bahwa tahun ini blok euro akan dapat menghindari kontraksi ekonomi.
Bank Sentral Eropa akan menaikkan suku bunga deposito setidaknya dua kali lagi, sehingga pada kuartal kedua suku bunga akhir menjadi sebesar 3,25%, menurut sebagian besar ekonom yang baru-baru ini disurvei oleh Reuters. Mereka melihat kemungkinan bahwa suku bunga zona euro dapat terus naik.
Pada saat bersamaan, para responden tidak memperkirakan ECB akan menurunkan suku bunga tahun ini.
Jajak pendapat tersebut juga menunjukkan bahwa pada kuartal ini ekonomi zona euro akan menyusut sebesar 0,2%, setelah itu akan tumbuh sebesar 0,1% pada kuartal kedua, menghindari resesi. Prakiraan untuk kuartal ketiga dan keempat menyiratkan pertumbuhan, masing-masing sebesar 0,2% dan 0,3%.
PDB zona euro tahun ini diperkirakan akan meningkat sebesar 0,4%.
Para ahli strategi Morgan Stanley menyatakan bahwa euro turun sekitar 1,5% terhadap dolar AS sejak awal Februari, tetapi prospek bahwa ECB akan terus menaikkan suku bunga di tengah ketahanan ekonomi menunjukkan potensi kenaikan jangka panjang pada mata uang tunggal Eropa.
Menurut para analis di Credit Suisse, EUR/USD dapat memperpanjang pullback, tetapi fase ini seharusnya bersifat sementara.
Credit Suisse menyatakan, "Momentum jangka pendek tetap bearish dan penurunan ke bawah 1.0695-1.0655 akan berarti pullback yang lebih dalam, tetapi masih korektif ke support berikutnya di 1.0483-1.0463 (area di mana retracement Fibonacci dari rally 38,2% 2022-2023 dan titik terendah awal Januari). Kami memperkirakan zona ini menjadi support terbaik jika diuji."
Bank tersebut menyatakan, "Breakout ke atas area 1.0802-1.0806 diperlukan untuk membuka jalan bagi pengujian ulang level 1.0944 (level retracement Fibonacci untuk penurunan 50% 2021-2022). Penutupan mingguan di atas kisaran ini akan membantu pasangan ini kembali ke tertinggi di 1.1035 dan akhirnya ke resistance yang lebih kuat di 1.1185 -1.1275."