Pound menguji level support kunci di area 1.1920 untuk ketiga kalinya, yang jika ditembus akan mengakibatkan dimulainya kembali pasar bearish dan penurunan signifikan pada pasangan mata uang ini. Namun sebelum kita membahas gambaran teknikal pasangan GBP/USD, saya ingin menarik perhatian pada beberapa pernyataan terbaru yang dibuat oleh Michael Saunders, mantan pejabat Bank of England yang dikenal sebagai salah satu orang yang paling hawkish di institusi tersebut.
Kita semua menyadari bahwa Bank of England mungkin tidak akan dapat menghindari pelonggaran kebijakan yang signifikan dalam waktu dekat karena situasi inflasi. Dalam sebuah wawancara baru-baru ini, Saunders, mantan anggota komite, mengejutkan semua orang dengan menyatakan bahwa ia akan memilih untuk memperlambat laju kenaikan suku bunga.
Jika ia masih menjadi anggota Komite Kebijakan Moneter yang beranggotakan sembilan orang, ekonom ini mengatakan bahwa ia akan memilih untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar seperempat poin menjadi 4,25%. Saunders menegaskan bahwa tidak tepat saat ini untuk menaikkan suku bunga sebesar 0,5%, seperti yang dilakukan pada dua sesi terakhir.
Menurut Saunders, perekonomian mulai menderita akibat siklus pengetatan kebijakan moneter yang paling cepat dalam tiga dekade terakhir, dan tidak banyak lagi yang bisa dilakukan oleh para pembuat kebijakan untuk mencapai efek yang diinginkan, yaitu menahan inflasi. "Berdasarkan bukti-bukti yang kita miliki saat ini, dan dengan hanya beberapa minggu sampai pertemuan MPC berikutnya, saya akan memilih kenaikan, tetapi sebesar 25 basis poin daripada 50 dan 75 yang telah kita lihat dalam beberapa kuartal terakhir," ungkap Saunders dalam sebuah wawancara. "Saya tidak yakin kita perlu mengambil tindakan lebih lanjut."
Ingatlah bahwa Bank of England menaikkan suku bunga dasar sebesar 390 basis poin menjadi 4% pada akhir 2021, level tertinggi sejak 2008. Pada pertemuan mendatang pada 23 Maret, investor kemungkinan besar akan memprediksi kenaikan seperempat poin lagi, dengan puncak 4,75% pada akhir September.
Meskipun Gubernur Bank of England, Andrew Bailey menyatakan minggu ini bahwa bank tersebut harus segera mengakhiri kebijakan moneter yang kuat, jelas bahwa para pedagang telah menurunkan ekspektasi mereka untuk kenaikan suku bunga yang lebih agresif.
"Kami melihat sinyal bahwa suku bunga berdampak pada banyak area ekonomi yang jauh lebih sulit daripada yang kami perkirakan - terutama pasar perumahan," lanjut Saunders, yang saat ini menjadi konsultan ekonomi senior di Oxford Economics.
Oleh karena itu, Pound terus menurun karena kebijakan Federal Reserve System diantisipasi akan lebih agresif daripada yang diperkirakan sebelumnya dalam waktu dekat.
Mengenai analisis teknikal GBP/USD, bulls memiliki lebih banyak kesulitan. Pembeli harus naik di atas 1.2000 untuk mendapatkan kembali kendali atas situasi. Satu-satunya cara untuk meningkatkan kemungkinan pemulihan selanjutnya di area 1.2030 dan 1.2070, setelah itu akan dapat mendiskusikan pergerakan Pound yang lebih tiba-tiba hingga ke area 1.2220, adalah jika resistensi ini gagal bertahan. Penembusan kisaran ini, yang akan terjadi jika bears menguasai 1.1950, akan menyerang posisi bulls dan mendorong GBP/USD kembali ke 1.1920 dengan potensi kenaikan ke 1.1870.
Mengenai gambaran teknikal EUR/USD, pasangan ini masih berada di bawah tekanan, meskipun hari ini ada potensi koreksi naik. Untuk memulai kembali pasar bullish, 1.0600 harus dipertahankan dan 1.0630 harus ditembus. Anda dapat dengan mudah berpindah dari level ini ke 1.0660 dan 1.0730, dengan peluang untuk segera melakukannya. Jika instrumen trading menurun, saya hanya mengantisipasi aktivitas dari pembeli yang signifikan di sekitar 1.0600. Jika tidak ada yang hadir, akan lebih baik untuk menunda memulai posisi beli hingga level terendah 1.0565 diperbarui.
