Laporan Indeks Harga Konsumen (CPI) hari Selasa menunjukkan bahwa inflasi masih menjadi perhatian dan naik di beberapa sektor, dengan beberapa penurunan dari 0,5% di bulan Januari menjadi 0,4% di bulan Februari. Inflasi headline masih terus turun dari 6,4% year-on-year di bulan Januari menjadi 6% di bulan Februari. Inflasi inti juga tetap tinggi sebesar 5,5% year-on-year dari 5,6% di bulan Januari. Perumahan, yang mencakup hipotek dan sewa, menyumbang lebih dari 70% pertumbuhan CPI di bulan Februari.
Laporan CPI menyiratkan bahwa Federal Reserve kemungkinan akan menaikkan suku bunga sebesar seperempat poin pada rapat FOMC berikutnya tanggal 21 dan 22 Maret.
Menurut alat CME FedWatch, peluang dari kenaikan suku bunga 25 basis poin sebesar 81,9% dan terdapat peluang sebesar 18,1% bahwa Fed tidak akan menaikkan suku bunga.
Dapat dicatat bahwa sebelum rilis berita inflasi, menurut alat FedWatch, peluang Fed tidak akan menaikkan suku bunga bulan ini sebesar 35% berbanding 0% seminggu dan sebulan yang lalu.
Krisis perbankan yang dilaporkan akhir pekan ini semakin memperburuk kemampuan The Fed untuk menurunkan inflasi dan menjaga agar negara tidak jatuh ke dalam resesi.
Berlanjutnya kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve akan menciptakan sentimen bearish untuk pasar logam mulia. Tetapi kenaikan inflasi berdampak sebaliknya. Bersama-sama, kedua kekuatan ini bekerja melawan satu sama lain: kenaikan inflasi mendorong harga naik, dan kenaikan suku bunga menurunkan harga. Pada saat bersamaan, kenaikan suku bunga memperkuat dolar.