Dolar jelas-jelas overbought, jadi tidak mengherankan jika nilainya turun pada hari Senin segera setelah sesi Asia dimulai. Namun, koreksi tersebut berhenti ketika wilayah Euro melaporkan bahwa pertumbuhan sektor industri mereka sebesar 2,0% digantikan dengan penurunan sebesar 1,4%. Prakiraan hanya menunjukkan perlambatan hingga 1,1%.
Produksi industri (Eropa):
Situasi dengan Dolar yang overbought ini diperparah oleh data pasar tenaga kerja yang dirilis pagi ini di Inggris. Berdasarkan laporan, tingkat pengangguran naik dari 3,8% ke 3,9%. Pound langsung turun, sementara Euro berhenti naik.
Tingkat pengangguran (Inggris):
Kemungkinan besar, pasar akan tetap sepi selama sesi trading Eropa, terutama karena estimasi kedua untuk PDB kuartal pertama zona Euro akan segera keluar. Statistik Amerika Serikat bisa menjadi penyebab Dolar melemah, tetapi hanya akan terjadi jika pertumbuhan penjualan ritel melemah dari 2,9% menjadi 1,4%. Pertumbuhan produksi industri yang turun dari 0,5% menjadi 0,3% akan menjadi tanda bahwa AS mendekati resesi.
Penjualan ritel (AS):
EUR/USD yang melemah di sekitar 1,0850 memicu rebound, tetapi tidak menghasilkan perubahan signifikan. Pasar masih bearish, sehingga koreksi masih bisa terjadi. Namun, segalanya akan berubah jika pasangan mata uang tersebut kembali di atas level 1,0900.
Skenario serupa terlihat pada GBP/USD. Level 1,2450 berfungsi sebagai support dalam pergerakan koreksi, terhadapnya terjadi reversal. Untuk melihat pertumbuhan, pasangan mata uang tersebut harus tetap berada di atas level 1,2250. Sampai saat itu, risiko penurunan lebih lanjut masih ada.