Mata uang Amerika Serikat harus melakukan banyak usaha untuk mempertahankan posisinya. Kepemimpinan Greenback terancam oleh Euro, yang merasakan kekuatannya dan mencoba untuk menggeser USD. Namun, upaya dari mata uang tunggal tersebut sering kali tidak berhasil dan keuntungannya hanya bersifat sementara.
Pada hari Selasa, 27 Juni, mata uang Amerika Serikat berhasil mempertahankan posisinya terhadap mata uang utama lainnya di tengah ketegangan geopolitik. Selain itu, para trader sedang menunggu data ekonomi makro dari Amerika Serikat yang akan membantu dalam menentukan waktu kenaikan suku bunga. Sementara itu, nilai Dolar tetap tidak stabil dan terus mengalami penurunan terhadap Euro.
Pada akhir pekan lalu, pasangan EUR/USD diperdagangkan pada level 1,0925 ketika data yang mengecewakan mengenai indeks PMI zona Euro dirilis. Kemudian, pasangan tersebut turun menjadi 1,0845. Saat ini, pasangan EUR/USD berada di sekitar level yang serupa, yaitu 1,0927. Penting untuk dicatat bahwa pasangan tersebut berusaha untuk mengawali pergerakan ke atas.
Menurut para analis, data negatif mengenai indeks PMI zona Euro dan indeks IFO Jerman yang dirilis pada hari Senin, 26 Juni, tidak menghalangi kenaikan Euro. Menariknya, pada bulan Juni, indeks IFO Jerman turun menjadi 88,5 poin dari 91,5 poin pada bulan sebelumnya. Meskipun laporan yang cukup negatif, pasangan EUR/USD berhasil mendapatkan kembali hampir semua kerugiannya.
Berdasarkan estimasi, dalam jangka pendek dan menengah, pasangan EUR/USD bisa naik menjadi 1,1180-1,1190. Data lemah mengenai ekonomi Eropa tidak menghalangi kenaikan mata uang tunggal ini. Euro juga didukung oleh minat yang meningkat terhadap risiko di pasar.
Saat ini, Euro menunjukkan pertumbuhan yang moderat. Pidato-pidato pejabat ECB yang dijadwalkan pada hari Selasa, 27 Juni, dan Rabu, 28 Juni, ikut berkontribusi terhadap stabilitas Euro.
Menurut HSBC, perbedaan kebijakan dari bank sentral utama juga akan mendorong kenaikan Euro dalam beberapa bulan mendatang. HSBC berpendapat bahwa ECB akan menaikkan suku bunga dua kali (sebesar 25 b.p. pada setiap pertemuan), sementara Fed hanya akan melakukannya sekali (sebesar 25 b.p.). Dengan demikian, keseimbangan risiko dari dinamika suku bunga jangka pendek akan mendukung Euro dalam waktu dekat, demikian disoroti oleh bank tersebut.
Selain keputusan saat ini dari sejumlah bank sentral, terdapat alasan struktural untuk pertumbuhan lebih lanjut pada Euro. Para analis meyakini bahwa peralihan ECB ke kebijakan pengencangan kuantitatif (QT) telah menghasilkan perubahan serius dalam dinamika arus portofolio. Aliran dana dalam skala besar ke obligasi dan saham, yang dipicu oleh strategi ECB saat ini, juga positif bagi Euro.
Selain itu, mata uang tunggal ini didukung oleh kondisi trading yang membaik. Langkah ini membantu dalam menjaga surplus akun lancar saat ini di zona Euro, yang membenarkan penguatan Euro. Satu alasan lain untuk pertumbuhan yang diperkirakan terjadi pada Euro adalah pelunasan putaran utang bank dalam program TLTRO-III, yang dijadwalkan pada hari Rabu, 28 Juni. Institusi keuangan utama telah bersiap menghadapi peristiwa ini, menciptakan lingkungan yang menguntungkan untuk potensi pertumbuhan pada Euro.
Dalam latar belakang ini, banyak analis memperkirakan kenaikan jangka pendek pada pasangan EUR/USD hingga 1,1100 dan lebih tinggi, serta mencapai rekor baru. Namun, pertumbuhan yang besar pada Euro, khususnya di atas 1,1200, tidak mungkin terjadi. Departemen Keuangan AS, yang aktif meningkatkan utang nasional, tidak membutuhkan kejatuhan Dolar atau penguatan berlebihan pada Euro, menurut para ahli.
Kemudian pada hari Selasa, 27 Juni, data ekonomi makro AS mengenai kepercayaan konsumen dan estimasi properti akan dirilis. Berdasarkan perkiraan awal, indeks kepercayaan konsumen AS, yang disediakan oleh Conference Board, melonjak hingga 104 poin dari angka Mei sebesar 102,3 poin. Sementara itu, penjualan rumah baru di AS turun 1,2% menjadi 675 ribu pada bulan lalu.
Data statistik AS yang diterbitkan minggu ini juga mencakup informasi tentang pesanan baru untuk barang tahan lama, konstruksi perumahan, dan survei konsumen dari Conference Board dan Universitas Michigan. Selain itu, para trader fokus pada kemungkinan kenaikan suku bunga Fed sebesar 25 b.p., yang akan terjadi pada bulan Juli tahun ini.
Menurut para ahli strategi mata uang Mizuho Securities, dua kenaikan suku bunga Fed lagi mungkin terjadi dalam waktu dekat. Namun, para trader belum memasukkan kemungkinan tersebut dalam harga saat ini. Jika data ekonomi AS ternyata positif, pembentukan harga lebih lanjut dan dua kenaikan suku bunga akan mendorong kenaikan nilai Dolar.
Para ahli strategi mata uang Morgan Stanley juga menekankan peran kunci Dolar, yang akan menentukan profitabilitas investor pada tahun 2023. Berdasarkan perkiraan, dalam waktu dekat, Greenback akan menjadi aset safe-haven yang paling menguntungkan dan efisien. Mata uang AS akan melanjutkan kenaikan saat ini. Di akhir tahun ini, Greenback akan tumbuh sebesar 5%. Sementara itu, risiko untuk USD dapat menurun. Para pakar mengingatkan pada banyak risiko potensial yang mengancam investor: volatilitas sektor perbankan, masalah geopolitik, inflasi yang terus meningkat, dan lain-lain. Karena prospek investasi masih samar, Greenback adalah aset yang paling cocok dan perlindungan yang dapat diandalkan terhadap faktor-faktor negatif.