Permintaan untuk mata uang AS menurun hampir setiap hari, berdasarkan hal tersebut, banyak analis dan ekonom yang membuat berbagai tebakan dan asumsi tentang kemungkinan penyebabnya. Saya harus mengatakan bahwa secara pribadi, hal ini membuat saya berhati-hati. Jika masalah berada pada inflasi atau kebijakan moneter, mengapa kita melihat penurunan permintaan yang begitu tajam terhadap mata uang AS pekan lalu? Jika faktor pasar memperhitungkan peristiwa masa depan tertentu dalam harga saat ini, mengapa dolar mengalami penurunan yang signifikan pekan ini?
Laporan inflasi AS hanya menjawab sebagian pertanyaan ini. Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, permintaan untuk dolar mulai menurun pada hari Senin, dua hari sebelum laporan tersebut dirilis, dan terus mengalami penurunan pada hari Kamis. Pada hari Jumat, kami bahkan tidak melihat koreksi bearish. Oleh karena itu, inflasi hanya dapat memiliki dampak kecil terhadap pelemahan mata uang AS secara keseluruhan.
Alasan yang lebih memungkinkan adalah ekspektasi pasar. Jika inflasi di AS turun menjadi 3%, hal ini tidak hanya mengimplikasikan kemungkinan berakhirnya langkah-langkah pengetatan secepat bulan ini, tetapi juga transisi yang lebih cepat menuju kebijakan yang lebih akomodatif. Pada saat yang sama, Bank Sentral Eropa dan Bank Inggris mungkin akan menaikkan suku bunga beberapa kali lagi dan mempertahankannya pada level puncak lebih lama dibandingkan dengan Federal Reserve, karena inflasi jauh lebih tinggi di zona euro dan Inggris. Mungkin faktor ini yang menyebabkan penurunan pada dolar.
Namun, masih ada pertanyaan lain yang belum terjawab. Seberapa besar pasar bermaksud untuk memainkan faktor ini? Kecil kemungkinan bahwa permintaan terhadap mata uang AS akan menurun sampai inflasi di UE dan Inggris mengalami penurunan menjadi 3%. Saya ingin mengingatkan Anda bahwa mata uang AS telah mengalami penurunan selama hampir satu tahun. Jika inflasi terus meningkat di UE dan Inggris sepanjang tahun ini, sedangkan inflasi di AS menurun, hal tersebut akan menjadi logis. Namun, Federal Reserve menaikkan suku bunga seperti ECB dan Bank Inggris, sedangkan inflasi telah melambat di seluruh dunia dalam enam bulan terakhir. Maksud saya adalah, dolar mungkin berada dalam posisi yang kurang menguntungkan dibandingkan dengan euro atau pound, tetapi tidak sampai pada tingkat penurunan seperti saat ini.
Saya berpendapat bahwa pasar, seperti yang sering dilakukan, sedang memainkan asumsinya secara preventif. Hal ini berarti bahwa kita dapat memperkirakan kesulitan baru dalam menginterpretasikan latar belakang berita di masa depan. Ketika FOMC mulai menurunkan suku bunga, dolar mungkin tiba-tiba mulai naik, karena pada saat itu, ECB dan BoE mungkin telah selesai melakukan pengetatan. Dolar tidak dapat terus turun sebagai respons terhadap tindakan apa pun oleh bank sentral!
Berdasarkan analisis yang dilakukan, saya menyimpulkan bahwa akumulasi tren naik masih berlangsung, tetapi bisa saja berakhir kapan pun. Saya percaya bahwa target di sekitar 1,0500-1,0600 cukup realistis, dan saya menyarankan untuk menjual instrumen tersebut dengan target-target ini. Namun, kini kita perlu menunggu penyelesaian struktur a-b-c, dan setelah itu kita dapat mengharapkan pasangan mata uang tersebut turun ke area ini. Membeli adalah tindakan yang berisiko. Euro mengambil setiap kesempatan untuk naik, tetapi latar belakang berita untuk dolar tidak selemah yang mungkin terlihat.
Pola gelombang pasangan GBP/USD menunjukkan pembentukkan serangkaian gelombang naik. Namum, struktur gelombang tersebut telah menunjukkan penampilan lima gelombang, yang berarti mungkin sudah selesai. Jika upaya untuk menembus level 1,3084 (dari atas ke bawah) tidak berhasil, instrumen tersebut dapat terus naik dengan target yang berada di sekitar 1,3748 (Fibonacci extension 261,8%). Upaya penembusan yang berhasil akan memulai proses pembentukan Gelombang 4 yang lebih diharapkan dan logis, atau segmen penurunan tren baru dengan target di awal sekitar level 1,2840.
