Pada hari Jumat, pasangan EUR/USD memperbarui harga terendah dalam dua bulan, mencapai level 1,0765. Untuk pertama kalinya sejak bulan Juni, harga berakhir pada pekan trading dalam angka ke-7. Meskipun para pembeli berhasil memulihkan beberapa posisi yang hilang menjelang akhir trading Jumat, bears tetap mengendalikan pasar – pasangan mata uang ini telah menurun secara konsisten selama enam pekan berturut-turut. Berdasarkan segala hal, tren penurunan akan berlanjut, terutama mengingat pernyataan terbaru dari pejabat Federal Reserve, terutama Ketua Fed, Jerome Powell.
Powell menyampaikan pidato di simposium ekonomi di Jackson Hole, di mana ia memberikan komentar tentang situasi saat ini dan dengan hati-hati mengisyaratkan kemungkinan tindakan bank sentral dalam pertemuan mendatang. Sebelum pidatonya, dolar mulai mendapatkan momentum dengan cepat, seolah-olah merespons informasi internal tentang sikap hawkish Powell. Powell tidak mengecewakan bulls dolar. Meskipun pernyataannya agak samar, nada sikapnya secara keseluruhan mendukung USD. Kedepannya, perlu dicatat bahwa menurut Alat CME FedWatch, Powell tidak memperkuat sentimen hawkish mengenai hasil potensial pertemuan bulan September. Setelah pidatonya, kemungkinan kenaikan suku bunga 25 basis poin pada bulan September tetap berada di angka 20%. Namun, prediksi mengenai pertemuan Fed pada bulan November direvisi. Saat ini, peluang kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin melonjak hingga hampir 50%.
Hal ini mengindikasikan bahwa sebagian besar peserta pasar membuat penilaian yang realistis terhadap prospek bulan September, tetapi masih mengharapkan hasil tertentu dari pertemuan FOMC (Federal Open Market Committee) pada bulan November. Oleh karena itu, dolar menguat setelah peristiwa pada hari Jumat, tetapi seperti kata pepatah, "tanpa fanatisme." Indeks dolar melonjak menjadi 104,38 (level tertinggi sejak awal Juni), kemudian mundur ke dasar angka 104. Sebaliknya, para penjual turun ke tengah angka ke-7, tetapi menjelang akhir trading Jumat, mereka mengambil profit dan mengakhiri pekan di sekitar level harga ke-8.
Namun, meskipun reaksi dolar cukup terbatas, signifikansi pidato Powell sebaiknya tidak dianggap remeh. Ia menyiratkan bahwa Fed siap untuk terus menaikkan suku bunga, berlawanan dengan desas-desus bahwa Fed telah mencapai puncaknya.
Yang menarik, dalam pidatonya di simposium ekonomi pada hari Jumat, Powell merujuk pada pidatonya dari tahun sebelumnya di Jackson Hole, menyatakan bahwa FOMC bermaksud untuk terus memerangi inflasi. Ini adalah pernyataan yang cukup penting jika Anda mengingat apa yang telah ia katakan secara khusus pada waktu itu. Sebagai pengingat singkat, dalam simposium tahun lalu, Ketua Fed dengan tegas menunjukkan bahwa bank sentral tidak akan mempertimbangkan "efek samping" potensial dan akan menaikkan suku bunga, dengan mengakui bahwa hal ini mungkin merugikan rumah tangga dan bisnis.
Dengan memproyeksikan posisi ini ke realitas saat ini, dapat disimpulkan bahwa Fed siap untuk lebih meningkatkan suku bunga menjelang akhir tahun ini jika penurunan inflasi berhenti. Sementara itu, laporan inflasi terbaru juga telah mulai mengisyaratkan prospek-prospek seperti itu (kenaikan Indeks Harga Konsumen secara keseluruhan pada bulan Juli, kenaikan Indeks Harga Produsen, pertumbuhan indikator upah).
Selain itu, dalam pidato terbarunya, Powell memprediksi peningkatan indeks PCE inti (Pengeluaran Konsumsi Pribadi), yang, sebagai pengingat, turun menjadi 4,1% pada bulan Juni. Menurut Powell, indikator ini akan menunjukkan tren naik pada bulan Juli, naik menjadi 4,3%, setelah dua bulan berturut-turut mengalami penurunan. Ia juga menunjuk pada dinamika indeks yang disebutkan sebelumnya - IHProd (Indeks Harga Produsen) dan IHKon (Indeks Harga Konsumen). Laporan tentang pertumbuhan indeks PCE inti akan diterbitkan pada tanggal 31 Agustus atau pada Kamis depan. Bahkan, jika indikator ini berada pada level yang Powell "umumkan" (apalagi berada dalam "zona hijau"), kemungkinan kenaikan suku bunga dalam pertemuan pada bulan September atau (terutama) November akan meningkat secara signifikan. Faktor ini akan memberikan dukungan besar kepada mata uang AS.
Terkait dengan laporan inflasi, Powell mengakui bahwa inflasi telah turun dari puncaknya. Namun, ia juga mengungkapkan kekhawatiran bahwa indikator indeks inflasi masih berada pada level yang terlalu tinggi. Ia mengatakan bahwa Fed siap, pertama, untuk terus meningkatkan suku bunga "jika diperlukan," dan kedua, untuk menjaganya pada level yang restriktif "hingga bank sentral yakin bahwa inflasi secara stabil bergerak menuju level target."
Dengan kata lain, Powell mengulangi pentingnya melawan inflasi, dengan menyajikan dua skenario yang mungkin terjadi, baik mempertahankan suku bunga atau meningkatkannya. Mengingat sinyal alarm dari laporan inflasi terbaru dan data terbaru tentang pertumbuhan ekonomi AS (sebagai pengingat, volume PDB AS meningkat sebesar 2,4% pada kuartal kedua berbanding perkiraan sebesar 1,8%), seseorang dapat berasumsi bahwa Fed kemungkinan akan menggunakan "pilihan" yang tersedia untuk menaikkan suku bunga sebesar 25 bps dalam salah satu pertemuan mendatang.
Jadi, apa kesimpulannya? Sikap hati-hati namun tegas hawkish dari Powell dan peluang yang meningkat untuk langkah-langkah FOMC lebih lanjut dalam mengencangkan kebijakan moneter. Hal ini cukup untuk membuat dolar merasa percaya diri dan nyaman terhadap pasangan mata uang utama, termasuk terhadap euro, yang mendapat tekanan dari data yang mengecewakan baru-baru ini tentang pertumbuhan indeks PMI (Purchasing Managers' Index) dan indeks IFO (Information und Forschung).
Latar belakang fundamental ini mendukung tren penurunan dalam jangka menengah. Target terdekat untuk pergerakan bearish berada di kisaran 1,0750 (garis Bollinger Bands bawah pada chart empat jam). Tujuan utamanya adalah level 1,0670 (garis Bollinger Bands bawah pada chart mingguan).
