Pound kembali merosot. Data pertumbuhan ekonomi yang diterbitkan di Inggris pada hari ini sebagian besar mengecewakan, menekan pasangan GBP/USD. Kemarin, para trader mengabaikan laporan campuran tentang pasar tenaga kerja Inggris karena dapat diinterpretasikan baik mendukung maupun melawan pound sterling. Namun, para peserta pasar tidak tergesa-gesa untuk membuat kesimpulan, mengadopsi sikap menunggu dan lihat menjelang rilis hari ini (bukan hanya data Inggris, tetapi juga Amerika).
Hari ini, keseimbangan cenderung mendukung skenario bearish untuk pasangan mata uang GBP/USD secara sementara. Dikatakan sementara karena gambaran fundamental lengkap masih kekurangan satu potongan teka-teki, yaitu inflasi Amerika. Namun, bahkan hingga saat ini, beberapa kesimpulan dapat diambil. Kesimpulan utamanya adalah bahwa Bank of England kemungkinan akan mempertahankan semua parameter kebijakan moneter tidak berubah dalam pertemuan mendatang. Kemungkinan skenario ini telah meningkat selama beberapa pekan terakhir. Titik awalnya adalah rilis data inflasi untuk bulan Juli di Inggris. Angka-angka tersebut berakhir di "zona merah," mencerminkan penurunan yang signifikan pada Indeks Harga Konsumen, baik indeks umum maupun inti.
Setelah itu, terdapat pernyataan yang cukup lunak dari kepala regulator Inggris dan beberapa rekannya. Intinya adalah bahwa kebijakan bank sentral sudah restriktif, sehingga langkah tambahan untuk memperketat kebijakan moneter mungkin tidak diperlukan. Namun, Andrew Bailey memberikan catatan penting dengan caranya yang khas, mencatat bahwa Bank Sentral akan membuat keputusan tentang suku bunga berdasarkan dinamika indikator makroekonomi utama.
Beberapa pekan telah berlalu sejak pidato Bailey, selama periode tersebut data utama tentang inflasi, pasar tenaga kerja, dan ekonomi Inggris telah diterbitkan. Semua rilis ini tidak meningkatkan kemungkinan kenaikan suku bunga pada pertemuan bulan September, tetapi justru sebaliknya.
Misalnya, di tengah perlambatan inflasi bulan Juli, tercatat terjadinya peningkatan pengangguran. Menurut data yang dirilis kemarin, tingkat pengangguran di Inggris mengalami peningkatan menjadi 4,3%. Hal ini dapat dianggap sebagai tren negatif karena indikator ini telah meningkat selama tiga bulan berturut-turut.
Laporan hari ini hanya menambahkan pada gambaran fundamental. Secara khusus, terungkap bahwa PDB Inggris menyusut sebesar 0,5% pada bulan Juli secara bulanan (hasil terburuk sejak bulan Desember 2022). Terkait dengan kuartalan, indikator tersebut juga berakhir di "zona merah," naik sebesar 0,2% dibandingkan dengan perkiraan pertumbuhan sebesar 0,4%. Selain itu, juga diumumkan bahwa produksi industri pada bulan Juli mengalami penurunan sebesar 0,7% secara bulanan, dengan perkiraan penurunan sebesar 0,4% MoM. Angka tersebut juga merupakan angka terendah dalam beberapa bulan, hasil terburuk sejak bulan Agustus 2022. Secara tahunan, volume produksi meningkat sebesar 0,4%, dengan perkiraan pertumbuhan sebesar 0,7%. Volume produksi manufaktur mengalami penurunan sebesar 0,8% MoM (hasil terlemah sejak Agustus tahun lalu).
Menanggapi angka-angka yang telah diterbitkan tersebut, pasangan mata uang GBP/USD turun ke level 1,2440, dengan demikian memperbarui harga terendah dalam tiga bulan. Namun, untuk perkembangan tren bearish, ini jelas belum cukup. Dalam hal ini, setidaknya perlu mengatasi level support 1,2410 (garis bawah indikator Bollinger Bands pada chart harian) untuk membuka jalan ke angka 1,23. Hal ini tidak terjadi. Para trader pasangan ini tetap waspada menunggu rilis data inflasi di Amerika Serikat.
Menurut prakiraan, Indeks Harga Konsumen (CPI) keseluruhan di Amerika Serikat seharusnya menunjukkan tren naik, sementara CPI inti, sebaliknya, seharusnya menunjukkan tren turun. Perlu dicatat bahwa kekhawatiran tentang percepatan inflasi di Amerika Serikat telah meningkat secara signifikan akhir-akhir ini karena kenaikan pasar minyak. Minyak mentah Brent dengan percaya diri bertahan di atas level $90 per barel, mengikuti keputusan Arab Saudi untuk terus mengurangi produksi harian sebanyak 1 juta barel.
Selain itu, hari ini, mengutip laporan terbaru dari OPEC, Bloomberg melaporkan bahwa pasar minyak dunia menghadapi defisit terbesarnya dalam 17 tahun. Diketahui bahwa, dalam kuartal saat ini, negara-negara OPEC memproduksi rata-rata 27,4 juta barel per hari - sekitar 1,8 juta barel lebih sedikit dari yang dibutuhkan konsumen (menurut perhitungan OPEC).
Jelas, pertumbuhan pasar minyak kemungkinan akan memengaruhi dinamika pertumbuhan inflasi di Amerika Serikat, mendukung tanggapan dari Federal Reserve. Jika laporan CPI hari ini berada dalam "zona hijau," kemungkinan kenaikan suku bunga oleh Fed pada bulan November akan meningkat menjadi 60–70%, terutama mengingat peristiwa terbaru di pasar minyak.
Mengingat pentingnya rilis hari ini, para trader GBP/USD tidak terburu-buru untuk membuka posisi besar pada pasangan mata uang ini. Mereka tetap berhati-hati. Namun, jika inflasi Amerika berada di pihak dolar, mata uang Inggris akan patuh mengikuti mata uang kuotasinya—seperti yang telah ditunjukkan data hari ini, poundsterling kurang memiliki "argumen sendiri" untuk menahan tekanan dari pembeli dolar. Oleh karena itu, para pembeli GBP/USD hanya memiliki satu peluang yaitu pelemahan dolar. Sebaliknya, para penjual tidak hanya akan menguji target 1,2410 (garis Bollinger Bands bawah pada D1), tetapi juga berpotensi menuju angka 1,23.
