Tinjauan emas mingguan terbaru menunjukkan penurunan pesimisme di pasar secara bertahap. Namun, para analis tetap bersikap hati-hati. Daniel Pavilonis, Broker Komoditas Senior di RJO Futures, mengatakan bahwa emas kemungkinan akan menunjukkan pelemahan dalam beberapa hari mendatang, setelah tertahan di kisaran antara $1900 dan $2000.
Di sisi lain, Mark Leibovit, penerbit VR Metals/Resource Letter, meyakini bahwa imbal hasil obligasi Treasury mencapai puncaknya dalam waktu dekat sehingga dapat meningkatkan posisi emas.
Sebuah survey yang dilakukan Jumat lalu mengungkapkan perkiraan yang merata, dengan 33% memperkirakan bahwa harga emas akan naik, 33% lainnya memperkirakan bahwa harga emas akan turun, dan 33% lainnya memperkirakan bahwa harga emas akan tetap tidak berubah. Dalam jajak pendapat online, sebanyak 43% memperkirakan kenaikan harga emas, 38% memperkirakan penurunan harga emas, dan 19% netral.
Direktur Manajemen Bannockburn Global Forex, Mark Chandler, mengatakan bahwa harga emas kemungkinan akan naik selama pekan ini, dengan harga mencapai sekitar $1950.
Ia menyebutkan bahwa enam bank sentral G10 akan bertemu, di mana Inggris dan Swedia mungkin akan menaikkan suku bunga. Beberapa orang percaya bahwa Norwegia dan Swiss juga mungkin akan menaikkan suku bunga, tetapi Chandler tidak sependapat. Ia juga meyakini bahwa Fed akan tetap mempertahankan suku bunga tanpa perubahan.
Sementara itu, Adam Button, Analis Mata Uang Utama di Forexlive.com, mengatakan bahwa harga emas akan turun, sementara Sean Lusk, Co-Director of Commercial Hedging di Walsh Trading, meyakini bahwa logam mulia akan naik.
Berita paling penting untuk pekan ini adalah pertemuan FOMC, yang akan menentukan arah harga dalam waktu dekat.