Penurunan produksi industri zona euro memburuk dari -5.1% menjadi -6.9%, lebih tinggi dari ekspektasi -6.2%. Namun, hal tersebut tidak menimbulkan pergerakan yang siginifikan, serupa dengan reaksi pasar terhadap data inflasi Inggris, yang melambat dari 6,7% menjadi 4,6%, dibandingkan prakiraan sebesar 4,9%.
Meskipun perlambatan harga konsumen Inggris mengisyaratkan pelonggaran kebijakan moneter Bank of England, para pelaku pasar menunggu statistik AS, karena prakiraannya bernada negatif. Namun, data menunjukkan perlambatan penjualan ritel dari 4,1% menjadi 2,5%, lebih baik dari ekspektasi sebesar 3,8% menjadi 2,1%.Hasil sebelumnya juga direvisi ke atas, yang memicu rebound penuh.
Kemungkinan besar, dolar akan terus naik, dan tidak ada yang akan memengaruhinya, bahkan laporan klaim pengangguran AS mendatang. Data tersebut tidak akan memengaruhi situasi, meskipun perkiraan menyebutkan jumlah total klaim akan meningkat sebesar 8.000.
EUR/USD membentuk pullback karena kondisi overbought. Volume posisi long menurun di dekat level 1.0900, yang menyebabkan siklus naik melambat. Jika penurunan berlanjut, euro akan turun setidaknya menuju level 1.0800. Pergerakan selanjutnya akan bergantung pada perilaku harga di dekat level ini, di mana para trader akan mempertimbangkan dua kemungkinan skenario: rebound atau breakout.
Gambaran serupa dapat dilihat pada GBP/USD. Setelah mencapai level resistance 1.2500, volume posisi long menurun, yang menyebabkan pullback. Saat ini, pergerakannya sudah mencapai lebih dari 100 pip, jadi jika pound terus melemah, harga akan mencapai level 1.2350.