Dolar terus melemah, memperpanjang tren turunnya dari minggu lalu. Secara keseluruhan, jelas bahwa investor memperkirakan Federal Reserve akan mulai menurunkan suku bunganya tahun depan. Hal ini terlihat ketika Departemen Keuangan AS menjual obligasi bertenor 20 tahun dengan imbal hasil 4,780% dari 5,245%. Tampaknya pound akan terus menguat seiring dengan semakin banyaknya laporan ekonomi AS yang menunjukkan situasi yang memburuk. Secara khusus, data penjualan rumah yang ada saat ini diperkirakan turun 1,3%. Masih belum jelas kapan dolar akan berhenti melemah.
Pasangan GBP/USD tidak hanya berhasil menutup kerugian, namun juga berhasil menembus level resistance di 1.2500. Akibatnya, harga berkonsolidasi di atas level tersebut. Hal ini menyebabkan berlanjutnya siklus kenaikan.
Pada grafik empat jam, RSI melintasi garis 70 ke atas. Ini adalah sinyal kondisi jenuh beli pound. Namun, mata uang tersebut tidak berada dalam wilayah jenuh beli (overbought) yang kritis, dan nilai tukar mungkin masih terus meningkat.
Pada grafik yang sama, MA Alligator mengarah ke atas, yang sesuai dengan siklus kenaikan saat ini.
Outlook
Skenario bullish menunjukkan bahwa GBP/USD akan pulih setelah kemerosotan dari pertengahan Juli hingga akhir September. Namun, jika pasar mengganggu siklus naik, dan harga menetap di bawah angka 1,2500, pound mungkin akan melemah untuk sementara atau memasuki siklus datar.
Analisis indikator yang kompleks menunjukkan siklus kenaikan dalam periode jangka pendek, jangka menengah, dan intraday.