Pasangan EUR/USD memulai pekan trading dengan catatan penting: selama sesi Asia hari Senin, para trader menguji level resistance 1,0950 (garis atas indikator Bollinger Bands pada kerangka waktu harian). Namun, bulls gagal menetap di atas level target ini. Setelah mencapai level 1,0960, pasangan mata uang ini mundur seolah terintimidasi oleh pencapaian level tertinggi tersebut.
Grafik mingguan menunjukkan bahwa momentum bullish telah memudar. Laporan inflasi yang dipublikasikan di Amerika Serikat pada pertengahan bulan November memicu gejolak harga pada pasangan mata uang ini, yang memungkinkan para pembeli untuk mengubah kisaran harga. Pada awal musim gugur, para trader berada dalam kisaran 5-7 angka dan sekarang mereka telah terkonsolidasi dalam kisaran angka ke-9. Namun, untuk mempertahankan posisi mereka (dan untuk pengembangan lebih lanjut dari tren naik), para pembeli tidak hanya perlu menetap di atas level resistance 1,0950, tetapi juga menaklukkan angka ke-10.
Menurut pendapat saya, para trader meragu karena beberapa faktor fundamental yang akan kita bahas di bawah ini. Namun pertama-tama, perhatikan poin penting: meski gagal menembus level resistance 1,0950, pasangan mata uang ini masih bertahan di sekitar angka ke-9. Penurunan korektif terlihat sederhana – para penjual tampaknya tidak dapat menarik harga ke kisaran angka ke-8. Hal ini mengindikasikan bahwa sentimen bullish berlaku. Namun, dorongan yang kuat diperlukan untuk penembusan yang memungkinkan bulls masuk dan menetap di area angka ke-10.
Selain itu, pertumbuhan pasangan mata uang ini dibatasi oleh beberapa faktor fundamental. Pertama, keyakinan pasar bahwa Federal Reserve akan mempertahankan suku bunga pada level saat ini untuk beberapa waktu. Opsi kenaikan suku bunga tidak dikecualikan, meskipun probabilitas skenario ini cukup rendah. Sentimen "moderat hawkish" ini memberikan dukungan latar belakang untuk greenback. Hal ini bertindak sebagai semacam jangkar untuk EUR/USD, yang secara signifikan menghambat pertumbuhan harga.
Kejadian baru-baru ini di Tiongkok juga memainkan peran. Pada akhir pekan lalu, berita melaporkan bahwa "penyakit pernapasan yang tidak terdiagnosis" yang menyebabkan pneumonia pada anak-anak menyebar secara luas di Tiongkok. Laporan tersebut diilustrasikan oleh foto-foto dari rumah sakit di negara tersebut di mana terjadi antrean yang panjang. Peningkatan tajam dalam jumlah penyakit pernapasan di Tiongkok membuat para pelaku pasar khawatir meskipun ini lebih merupakan kilas balik ke masa lalu karena pandemi virus corona dimulai dengan laporan-laporan seperti itu. Namun, pihak berwenang Tiongkok telah menyatakan bahwa mereka belum mengidentifikasi "patogen yang tidak biasa atau baru," dan peningkatan penyakit disebabkan oleh beberapa patogen yang diketahui. Dengan kata lain, Beijing telah secara resmi mengesampingkan pengulangan tahun 2020 sehingga pemicu informasi ini secara bertahap akan kehilangan relevansinya.
Sehubungan dengan prospek tren naik, perlu dicatat bahwa pasar telah memainkan penyelesaian aktual dari siklus pengetatan kebijakan moneter Fed saat ini – faktor fundamental ini telah berhenti "bekerja". Laporan inflasi AS yang dipublikasikan telah melakukan tugasnya – laporan tersebut melemahkan sentimen hawkish trader dan memberikan tekanan signifikan terhadap Greenback. Pada gilirannya, pasangan EUR/USD naik ke area angka ke-9 dan berhenti sejenak, menunggu dorongan informasi lainnya.
Dalam situasi saat ini, lonjakan kenaikan lainnya dapat terjadi karena dua alasan: a) Fed melunakkan retorikanya dan mulai mendiskusikan kondisi dan waktu pelonggaran kebijakan; b) Bank Sentral Eropa memperketat posisinya dan memungkinkan dilakukannya kenaikan suku bunga lagi dalam waktu dekat. Jika kondisi "a" dan "b" terealisasi secara bersamaan, dalam kasus ini, badai yang ideal akan terjadi, di mana para pembeli EUR/USD akan menetap di kisaran angka ke-10 dan mungkin menguji level harga ke-11. Namun, agar "badai sempurna" terjadi, diperlukan ketentuan yang sesuai: penurunan lebih lanjut dalam inflasi di AS dan peningkatan inflasi di zona euro.
Saya ingin mengingatkan Anda bahwa pekan ini (khususnya pada hari Kamis), laporan inflasi zona euro dan indeks PCE inti (salah satu indikator terpenting pertumbuhan inflasi di AS) akan dipublikasikan. Jadi, menurut perkiraan awal, Indeks Harga Konsumen diperkirakan akan turun menjadi 2,7% pada bulan November dan indeks inti menjadi 3,9%. Indeks inti Personal Consumption Expenditures (PCE) di AS juga diperkirakan akan menunjukkan tren penurunan, turun menjadi 3,5%.**.
Jika indikator-indikator tersebut sesuai dengan perkiraan, dinamika EUR/USD akan bergantung pada komentar para pejabat Fed dan ECB. Contohnya, jika Fed mulai mendiskusikan waktu pemangkasan suku bunga dan ECB mempertahankan sikap hawkish (yaitu, tidak mengesampingkan kenaikan suku bunga lainnya), pasangan mata uang ini akan naik lebih tinggi, bahkan meskipun terjadi perlambatan inflasi di zona euro.Jika bank sentral tidak mengubah retorika mereka, akan sulit bagi bulls untuk tetap berada di kisaran angka ke-9, apalagi menaklukkan angka ke-10.
Namun, jika inflasi zona euro mulai meningkat dan indeks PCE inti sesuai dengan perkiraan, komentar hawkish dari ECB mungkin tidak diperlukan – bulls akan menarik kesimpulan mereka sendiri untuk mendukung euro.
Dalam konstruksi ini, ada terlalu banyak "seandainya". Laporan inflasi yang akan dipublikasikan pada hari Kamis mungkin akan mempersempit kemungkinan, terutama jika mereka menyimpang dari nilai perkiraan. Mengingat pentingnya rilis ini, dapat diasumsikan bahwa dalam waktu dekat (hingga Kamis), para trader mungkin akan kesulitan untuk menetap di kisaran angka ke-10, bahkan jika mereka menguji target 1.1000. Gambaran fundamental dan teknikal mengindikasikan preferensi untuk posisi beli pada pasangan EUR/USD (membeli pada penurunan korektif), tetapi mendekati batas-batas angka ke-10, para peserta pasar harus berhati-hati dan mempertimbangkan aksi take profit.
