Pidato Ketua Federal Reserve Jerome Powell minggu lalu memiliki dampak yang sangat penting. Saya tidak bisa mengatakan ada sesuatu yang sangat revolusioner dalam pidatonya, tetapi Powell tiba-tiba mengubah arah retorikanya. Dalam beberapa bulan terakhir, dia telah berkali-kali menyatakan bahwa bank sentral tidak akan meninggalkan rencana untuk menaikkan suku bunga jika situasi mengharuskan. Dan tiba-tiba, pada awal Desember, dia menyatakan bahwa selanjutnya pengetatan kebijakan tidak mungkin, dan suku bunga akan diturunkan tahun depan. Pasar sudah bersiap untuk pelonggaran kebijakan yang akan datang tetapi sama sekali tidak siap untuk perubahan retorika yang begitu tajam. Hal ini berdampak buruk pada dolar.
Berdasarkan semua hal di atas, dapat disimpulkan bahwa Fed tidak bermaksud untuk mulai menurunkan suku bunga pada pertemuan berikutnya, sehingga dolar mungkin merasa agak aman. Permintaan telah menurun selama dua bulan terakhir, tetapi tidak dapat terus turun hanya berdasarkan fakta bahwa Fed akan beralih ke kebijakan yang lebih dovish tahun depan. Jika kita melihat indikator inflasi saat ini, lebih mungkin bahwa Bank Sentral Eropa akan menjadi yang pertama menurunkan suku bunga. Dan ini adalah alasan yang cukup konkret untuk mengurangi permintaan terhadap euro, bukan dolar.
Presiden Federal Reserve Cleveland, Loretta Mester, mengatakan dalam wawancara pada hari Senin bahwa pasar telah menjadi "sedikit maju" dari bank sentral dengan segera mengharapkan pemotongan suku bunga. Dia mengatakan bahwa tahap berikutnya bukanlah kapan akan menurunkan suku bunga, tetapi tentang berapa lama mereka perlu menjaga kebijakan moneter tetap restriktif. Dengan kata lain, FOMC bermaksud untuk memastikan bahwa inflasi terus turun, dan hanya setelah itu mereka akan mulai merelaksasi kebijakan. Namun, menurutnya, pasar terlalu cepat dalam harapannya terhadap pemotongan suku bunga, dan adalah kesalahan untuk berpikir bahwa FOMC akan setuju dengan mereka.
Pernyataan ini tidak berdampak pada dolar, tetapi meredakan ketegangan secara keseluruhan di pasar yang terkait dengan dolar. Minggu lalu, tampaknya mata uang AS akan merosot. Hal itu terhindar berkat aktivitas pasar pada hari Jumat dan kebijaksanaan peserta pasar yang dengan tepat mengingat bahwa ada faktor-faktor yang mendukung penurunan dolar.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa permintaan terhadap mata uang AS mungkin akan mulai meningkat dalam waktu dekat, sesuai dengan analisis gelombang saat ini. Saya masih merekomendasikan untuk mempertimbangkan posisi jual pada instrumen-instrumen tersebut. Tentu saja, latar belakang berita selalu dapat menyebabkan efek sebaliknya, tetapi saya tidak tahu masa depan, dan tidak ada yang tahu.
Berdasarkan analisis ini, saya menyimpulkan bahwa pola gelombang bearish masih terus terbentuk. Pasangan tersebut telah mencapai target sekitar level 1,0463, dan kenyataan bahwa pasangan tersebut belum melampaui level ini menunjukkan bahwa pasar siap untuk membangun gelombang korektif. Gelombang 2 atau b telah mengambil bentuk yang lengkap, jadi dalam waktu dekat saya mengharapkan terbentuknya gelombang turun impulsif 3 atau c dengan penurunan signifikan pada instrumen. Saya masih merekomendasikan untuk menjual dengan target di bawah rendah gelombang 1 atau a. Saat ini, gelombang 2 atau b dapat dianggap telah selesai.
Pola gelombang untuk pasangan GBP/USD menunjukkan penurunan dalam gelombang turun 3 atau c. Pada saat ini, saya dapat merekomendasikan menjual instrumen dengan target di bawah level 1.2039 karena gelombang 2 atau b seharusnya berakhir, dan bisa melakukannya kapan saja. Semakin lama waktu yang dibutuhkan, semakin kuat penurunannya. Puncak gelombang e yang diduga dalam 2 atau b dapat digunakan untuk posisi jual, dan order yang membatasi kemungkinan kerugian pada transaksi dapat ditempatkan di atasnya.
