Kemarin ternyata jauh lebih penting dari yang diharapkan. Fokusnya adalah pada data inflasi kawasan euro, yang menunjukkan Indeks Harga Konsumen Harmonisasi (HICP) naik 2,4% di bulan Maret, melambat dari kenaikan 2,6% di bulan Februari. Selain itu, gaji swasta AS meningkat sebesar 184.000, dibandingkan perkiraan sebesar 125.000. Dan yang paling menarik adalah Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan bahwa bank sentral AS memiliki waktu untuk menilai data sebelum membuat keputusan mengenai penurunan suku bunga. Secara umum, semuanya menunjukkan kenaikan tajam dan tak terhindarkan dalam dolar. Namun, karena alasan yang tidak diketahui, euro menguat. Bertentangan dengan semua laporan dan pernyataan resmi. Dan kami tidak dapat menjelaskan mengapa hal ini terjadi. Sayangnya, hal seperti itu kadang terjadi. Dalam hal ini, lebih baik mengakui fakta ini daripada membangun teori konspirasi yang mencoba menjelaskan segala sesuatu di dunia. Jelas, hal seperti itu hanya bisa terjadi jika terjadi arus keluar modal besar-besaran dari dolar ke euro. Hanya segelintir dana investasi dan bank yang bisa melakukan hal seperti itu. Namun jika tidak ada konfirmasi dari mereka, tidak ada gunanya melontarkan tuduhan. Untungnya, seperti yang saya sebutkan di atas, hal ini jarang terjadi. Apalagi, secara fundamental lonjakan harga tersebut tidak mengubah keadaan. Pasar dengan cepat kembali ke jalur biasanya.
Bahkan mungkin dimulai hari ini. Alasan formalnya mungkin adalah data harga produsen zona euro, yang tingkat penurunannya kemungkinan akan melambat dari -8,6% menjadi -8,3%. Gerakan menuju stabilisasi proses inflasi akan semakin meyakinkan pasar bahwa Bank Sentral Eropa akan menjadi pihak pertama yang mulai menurunkan suku bunganya. Jadi pada dasarnya, prospek euro tidak secerah yang terlihat.
Pasangan EUR/USD melonjak di atas angka 1,0840, bertentangan dengan logika analisis fundamental. Dari sudut pandang teknis, volume posisi buy bisa saja meningkat setelah harga menembus level 1.0800 ke atas.
Pada grafik 30 bulan, 1 jam, dan 4 jam, indikator teknikal RSI menunjukkan tanda-tanda euro sedang jenuh beli.
Pada grafik 4 jam, MA Alligator mengarah ke atas. Perubahan arah terjadi ketika harga tiba-tiba melonjak.
Outlook
Dalam situasi ini, Euro jelas menunjukkan kondisi jenuh beli, yang menunjukkan kemungkinan perlambatan dalam siklus naik dan diikuti kemunduran. Namun, spekulan juga mungkin mengabaikan kondisi jenuh beli dan mengikuti momentum yang terjadi. Dalam hal ini, hal ini dapat mendorong harga menuju level 1,0900.
Dalam analisis indikator yang kompleks, indikator menunjukkan momentum bullish dalam jangka pendek dan periode intraday.
