Indeks Dolar AS, yang melacak nilai dolar AS relatif terhadap sekeranjang mata uang, sedang mencoba untuk membangun keuntungannya dari dua hari terakhir.
Saat ini, berdasarkan oscillator RSI (Relative Strength Index), Indeks Dolar AS telah menghentikan pemulihan kuatnya, karena osilator tersebut belum bergerak ke wilayah positif.
Namun demikian, latar belakang fundamental menyerukan kehati-hatian di antara para bearish trader. Awal pekan ini, Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengambil langkah hawkish. Powell menyatakan bahwa dia mengharapkan dua pemotongan suku bunga tambahan sebesar 25 basis poin pada akhir tahun ini, asalkan ekonomi tetap dapat diprediksi. Selain itu, Biro Statistik Tenaga Kerja AS (BLS) merilis Survei Pembukaan Pekerjaan dan Perputaran Tenaga Kerja (JOLTS), yang secara tak terduga menunjukkan peningkatan dalam pembukaan pekerjaan setelah dua bulan berturut-turut mengalami penurunan. Data ini menunjukkan pasar tenaga kerja AS yang tangguh dan mendorong investor untuk menurunkan ekspektasi mereka terhadap pelonggaran moneter yang lebih agresif oleh Federal Reserve.
Bersamaan dengan eskalasi ketegangan geopolitik di Timur Tengah, ini bertindak sebagai faktor lain yang mendukung dolar AS sebagai aset safe haven.
Pada hari Selasa, sebagai tanggapan terhadap kampanye melawan sekutu Hezbollah di Lebanon, Iran meluncurkan lebih dari 200 rudal balistik ke Israel. Selain itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bersumpah bahwa Iran akan membayar untuk serangan rudalnya. Iran, pada akhirnya, menyatakan bahwa setiap serangan balasan akan dihadapi dengan kehancuran besar-besaran. Ini meningkatkan risiko konflik skala besar di wilayah tersebut, yang mengurangi selera investor terhadap aset yang lebih berisiko. Akibatnya, aliran dana beralih ke aset safe-haven tradisional seperti emas dan Treasury AS.
Mengingat peristiwa-peristiwa ini, pasar masih mengantisipasi lebih dari 35% kemungkinan bahwa Federal Reserve akan kembali memotong biaya pinjaman sebesar 50 basis poin lagi pada bulan November. Hal ini dilihat sebagai faktor pembatas untuk Indeks Dolar AS dan menyerukan kehati-hatian di antara para bearish trader.
Untuk peluang trading jangka pendek hari ini, ada baiknya memperhatikan laporan ketenagakerjaan sektor swasta ADP AS. Ini bisa memberikan momentum baru pada awal sesi Amerika Utara.
Namun, fokus utama harus pada data ketenagakerjaan bulanan AS — laporan Nonfarm Payrolls (NFP), yang akan dirilis pada hari Jumat. Laporan ini akan memainkan peran penting dalam menentukan langkah selanjutnya untuk dolar AS.
Tabel di bawah ini menunjukkan persentase perubahan dolar AS terhadap mata uang utama yang terdaftar hari ini.
Dolar AS telah mengalami kenaikan terbesar terhadap yen Jepang.